Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ketua ITAGI Ingatkan Imunisasi Rutin Tetap Dilakukan Jika Tidak Ingin Terjadi KLB

Selain masalah kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19, ada hal lain yang perlu jadi perhatian yaitu imunisasi rutin lengkap.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ketua ITAGI Ingatkan Imunisasi Rutin Tetap Dilakukan Jika Tidak Ingin Terjadi KLB
TRIBUN JABAR/ZELPHI
Petugas Puskesmas Leuwigajah, Kota Cimahi melakukan imunisasi difteri titanus kepada siswa Sekolah Dasar Negeri Leuwigajah 2, Jalan Cibogo, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Sabtu (14/11/2020). Sebanyak 198 siswa kelas 1, 2 dan 5 masuk dalam daftar siswa yang menerima imunuisasi ini. Kegiatan rutin kerjasama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi ini biasanya dilakukan setiap bulan Agustus dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Dikarenakan masa pandemi covid-19, kegiatan ini baru dapat dilakukan lagi setelah penyebaran covid-19 menurun di Kota Cimahi. Pelaksanaan dengan protokol kesehatan dilakukan oleh pihak sekolah dengan menjadwal siswa untuk datang secara bergantian agar tidak terjadi kerumunan siswa. Siswa yang datang dilakukan pengukuran suhu tubuh dan mencuci tangan menggunakan sabun pada tempat yang sudah disiapkan pihak sekolah. Tribun jabar/zelphi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Semenjak kemunculan Covid-19 diumumkan sebagai pandemi, berbagai masalah muncul. Tidak hanya ekonomi, sosial namun juga kesehatan tentunya.

Selain masalah kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19, ada hal lain yang perlu jadi perhatian yaitu imunisasi rutin lengkap.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro.

Baca juga: Sabai Morscheck Kesulitan Lengkapi Imunisasi Anak Saat Pandemi, Ini Trik Istri Ringgo Agus Mengatasi

Baca juga: Mana Didahulukan, Vaksin Covid-19 atau Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak 6 Tahun ke Atas?

"Mulai Covid-19 dari 2020 itu imunisasi mulai menurun. Semua ketakutan ke rumah sakit. Akhirnya tahun 2020 imunisasi makin anjlok, dan 2021 kini mulai lagi. Ini menjadi masalah secara umum," ungkapnya pada siaran Instagram IDAI, dikutip Tribunnews Jumat (4/3/2022).

Rendahnya imunisasi rutin menurut Sri harus menjadi perhatian semua masyarakat. Karena rendahnya cakupan imunisasi akan memunculkan wabah atau kejadian luar biasa (KLB).

Tentu hal ini menjadi sesuatu yang serius karena harus menghadapi Covid-19 dengan penyakit lain. Misalnya wabah polio, campak, difteri, dan lainnya.

Berita Rekomendasi

"Memang kita ada program Kejar Imunisasi. Harus mengejar. Jika punya catatan lengkap, mudah sekali cari tahu apa yang kurang selama dua tahun," kata Sri menambahkan.

Kekurangan ini bisa disampaikan pada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tersekat. Kabar baiknya, sekarang kata Sri ada vaksin kombinasi.

"Sekali datang dapat imunisasi untuk lima penyakit dengan satu suntik saja. sangat menolong. Kemudian dulu sudah, sekarang belum imunisasi tidak perlu diulang. Walau interval kepanjangan, lanjutkan saja," tegasnya.

Menurutnya, ibu harus poraktif dan memastikan imunisasi apa saja yang kurang. Sehingga dapat membantu tenaga kesehatan.

"Jadi memang waktunya mengejar 2022 semua imunisasi kurang bisa dilengkapi. Insyaallah 2023 kembali ke zaman normal," pungkasnya.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas