Alasan Vaksin MMR untuk Cegah Gondongan Belum Masuk Program Imunisasi Nasional
Gondongan atau mumps bisa dicegah dengan vaksinasi MMR Namun vaksinnya belum masuk program imunisasi nasional.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) , Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), mengatakan, gondongan atau mumps bisa dicegah dengan vaksinasi MMR (Mumps/gondongan, Measles/campak dan Rubella).
Namun vaksin MMR belum masuk dalam program imunisasi nasional.
Baca juga: Satu Sekolah Libur Gara-gara Gondongan, Bahayakah Penyakit Ini? Simak Kata Dokter
Saat ini telah tersedia vaksin MMR di Faskes swasta dan dapat dilakukan secara mandiri. Imunisasi MMR sudah terbukti efektif dalam mencegah mumps di Indonesia.
Meski memiliki penularan yang cepat melalui percikan air liur, gondongan sangat jarang menyebabkan gejala berat seperti komplikasi atau radang otak.
“Untuk memasukkan MMR itu perlu kajian. Kan jarang mendengar KLB Mumps, baru tahun ini. Sehingga belum terlihat beban penyakit dan jarang penyakit Mumps itu menimbulkan penyakit komplikasi yang berbahaya misalnya radang otak,” kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (19/11/2024).
Baca juga: Guna Berantas TBC Pemerintah Siapkan Vaksin dari Yayasan Bill Gates
Kasus gondongan di sejumlah daerah jadi sorotan bahkan dilaporkan terjadi peningkatan.
Prof Hartono menilai, masih diperlukan persyaratan lebih lanjut untuk bisa memasukan vaksin MMR ke program nasional yakni angka cakupan vaksinan MR atau campak dan rubella sudah mencapai di atas 90 persen.
“Imunisasi MMR setelah cakupan imunisasi MR itu harus tinggi. Belajar dari negara-negara lain seperti itu. Jadi cakupan imunisasi kita MR itu belum cukup tinggi, belum merata juga,” ungkap Prof Hartono.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman menambahkan, sesuai dengan regulasi, introduksi suatu vaksin baru ke dalam jadwal imunisasi nasional harus mendapatkan kajian dari Komite Imunisasi Nasional dengan mempertimbangkan burden of disease, ketersediaan vaksin, pembiayaan dan lainnya.
Oleh karena itu data-data surveilans penyakit tentu saja menjadi penting.
“Indonesia belum introduksi vaksin Mumps dengan mempertimbangkan belum cukup kuat surveillance Mumps,” ujar dia di kesempatan yang berbeda.
Vaksin MMR sudah terbukti efektif meningkatkan antibodi yang melindungi dari infeksi virus paramyxovirus penyebab mumps. Dengan adanya lonjakan kasus, penting untuk melindungi diri dengan imunisasi MMR untuk mengatasi penyebaran lebih lanjut. Namun, meskipun vaksin MMR sudah ada, upaya pencegahan lain melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan promosi kesehatan tetap diperlukan untuk melindungi masyarakat.
--