Sering Bohong Tanpa Sebab, Bisa Jadi Ciri Pembohong Patologis
Kadang-kadang seseorang melakukan kebohongan lebih sering daripada orang kebanyakan serta tanpa memiliki motif tertentu.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
“Itu semacam rantai yang susah diubah sehingga secara komitmen memberatkan individu karena harus berpikir keras untuk fabricating informasi yang tidak benar,” ujar Nido.
Selanjutnya, ia menegaskan, mengingat masih minimnya studi mengenai fenomena pembohong patologis itu, belum diketahui pasti apakah kondisi tersebut dapat dihilangkan atau tidak.
Perlu untuk dipastikan terlebih dahulu apakah fenomena itu sama dengan gangguan kompulsif lainnya.
“Kalau misalnya kita tempatkan pembohong patologis di posisi yang sama dengan gangguan kompulsif, maka asumsinya adalah bisa dibantu untuk menghilangkan kebiasaan ini. Tentu saja dengan terapi serta mungkin nantinya bisa dikembangkan medikasi dan segala macam,” jelas Nido.
Nido mengatakan, untuk menghadapi orang dengan sifat berbohong yang patologis, tentu bukan perkara yang mudah.
Jika orang terdekat seperti teman atau bahkan pasangan merupakan seorang pembohong patologis, Nido menyarankan agar tidak menghadapinya dengan konfrontasi penuh.
“Coba konfirmasi informasi dalam kebohongannya, kemudian dibantu untuk melihat bahwa mereka sudah sering berbohong. Bisa diajak berpikir bagaimana solusi selanjutnya,” kata Nido.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.