Lebih Berbahaya Mana, Penyakit Hepatitis A, B, dan C? Perhatikan Gejalanya
penyebab penyakit ini adalah virus hepatitis A. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
Pengobatan yang diberikan hanya untuk meringankan gejala-gejala yang dialami penderitanya, sambil menunggu penyakit sembuh.
Baca juga: WHO: Inggris dan Eropa Kini Waspadai Penyakit Hepatitis Akut yang Menyerang Anak Dibawah 10 tahun
Selain itu, penting bagi penderita untuk menjaga kebersihan untuk mencegah penularan ke orang lain. Penderita yang sembuh akan memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini
Hepatitis A dapat dicegah dengan beberapa cara, antara lain: Melakukan vaksinasi hepatitis A, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menghindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang.
Hepatitis B
Menurut World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 2 miliar orang di dunia yang telah terinfeksi hepatitis B.
Dalam banyak kasus, infeksi hepatitis B juga dapat menetap dalam tubuh hingga menjadi kronis dan menjadi penyebab utama kanker hati. Maka itu, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada akan bahaya hepatitis B.
Hepatitis B termasuk penyakit yang dapat ditularkan lewat kontak dengan cairan tubuh penderita hepatitis B.
Cairan tubuh itu seperti darah, air liur, cairan serebrospinal, cairan peritoneum, cairan pleura, cairan amnion, semen, cairan vagina, dan cairan tubuh lainnya.
Juga dapat menular dari ibu ke janin melalui kehamilan, hubungan seksual tanpa pengaman (kondom) dengan orang yang terinfeksi hepatitis B, melalui jarum suntik, alat cukur, gunting kuku, alat tattoo, alat tindik, dan alat pribadi lainnya yang terinfeksi darah penderita hepatitis B.
Hepatitis B tidak akan menular melalui sejumlah aktivitas seperti berjabat tangan, berpelukan atau berciuman, batuk dan bersin, serta makanan atau minuman.
Jika seseorang tertular dan terinfeksi hepatitis B, biasanya gejala awalnya tidak akan terlihat. Dalam sebagian kasus, bahkan gejala sama sekali tidak terlihat walaupun telah terinfeksi selama 30 tahun.
Berikut ini adalah gejala yang terlihat apabila infeksi sudah kronis, antara lain:
Lemas, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, nyeri otot dan persendian, demam yang tidak terlalu tinggi, rasa tidak nyaman di area sekitar hati, warna kuning pada mata atau jaundice yang hilang timbul secara bergantian, perut membuncit berisi cairan dan bengkak di kaki, jika kondisi memburuk, kadang disertai sesak dan penurunan kesadaran.
Dilansir dari websiter RS Siloam, bagi penderita hepatitis B yang sudah kronis, pilihan pengobatan yang biasa dilakukan adalah mengonsumsi obat antivirus seperti lamivudin, telbivudin, tenofovir, dan entecavir, serta suntikan interferon.