Penyebab Gangguan Tidur Dewasa hingga Anak-anak, Dari Depresi hingga Obesitas
Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi.Gangguan tidur yang dialami sebagian orang adalah insomnia dan hipersomnia.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gangguan tidur adalah salah satu gejala depresi.
Gangguan tidur yang dialami sebagian orang adalah insomnia dan hipersomnia.
Ketidakmampuan untuk tidur dalam waktu lama dapat menjadi tanda bahwa orang itu mengidap depresi.
Baca juga: Awalnya Adam Deni Depresi Mendekam di Tahanan, Kini Sudah Adaptasi, Hati Lebih Senang
Gangguan tidur dapat disebabkan banyak hal yang berasal dari faktor genetik, psikologis, dan lingkungan.
Berikut penyebab gangguan tidur yang menimpa orang dewasa maupun anak-anak:
1. ADHD
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH), dapat memicu gangguan tidur pada anak.
ADHD merupakan gangguan perilaku anak berupa hiperaktivitas, impulsivitas, dan responsivitas.
Dalam riset menunjukkan anak dengan gangguan ADHD memiliki potensi lima kali lebih besar terkena gangguan tidur dibandingkan anak pada umumnya.
"Penelitian lain juga menyatakan sekitar 70 persen anak dengan gangguan tidur merupakan penderita ADHD,” kata Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dalam webinar beberapa waktu lalu.
Anak penderita ADHD mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal, merasa cepat bosan terhadap suatu aktivitas, memiliki aktivitas fisik yang tinggi sehingga selalu bergerak, serta sulit mengontrol reaksi dan berpikir sebelum bertindak.
Akibatnya, anak sulit melakukan aktivitas dengan baik hingga performa belajar pun turun.
Kondisi ADHD dapat membuat anak sulit tidur, karena tidak mampu mengatur waktu tidurnya.
ADHD juga berkaitan dengan neurotransmitter dopamine, yang merupakan penghantar stimulus berupa rangsangan ke sel saraf manusia.