Cara Lindungi Diri dari Monkeypox dan Ketahui yang Harus Dilakukan Jika Tertular
Wabah cacar monyet (Monkeypox) yang ditemukan baru-baru ini di Amerika Serikat (AS), Eropa, Australia dan Timur Tengah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Wabah cacar monyet (Monkeypox) yang ditemukan baru-baru ini di Amerika Serikat (AS), Eropa, Australia dan Timur Tengah.
Kenyataan itu telah menimbulkan kebingungan para ahli kesehatan dan meningkatkan kekhawatiran akan munculnya wabah yang lebih luas.
Menurut Our World in Data, hingga Rabu lalu, ada 346 kasus yang dikonfirmasi dan dicurigai di 22 negara di luar benua Afrika, tempat virus itu menjadi endemik.
Ini menandai penyebaran virus komunitas pertama yang diketahui.
Baca juga: CDC AS Keluarkan Peringatan Level 2 bagi Pelancong Soal Monkeypox
Sebelum wabah ini, kasus Monkeypox telah dikaitkan dengan perjalanan ke daerah endemik virus atau hewan impor yang membawa virus.
Sebagian besar kasus baru menyebar melalui hubungan seks, dengan konsentrasi khusus terjadi diantara pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa siapapun dapat berisiko tertular virus ini, tidak terbatas pada komunitas tertentu saja.
Bahkan anak-anak, wanita hamil dan kelompok yang memiliki gangguan imun (immunocompromised) pun dianggap sangat berisiko.
"Siapapun yang memiliki kontak erat dengan seseorang yang menularkan virus ini, sangat berisiko," kata rilis di lamn resmi WHO pada Rabu lalu.
Perlu diketahui, Monkeypox merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet, bagian dari keluarga yang sama dengan cacar, meskipun biasanya penyakit ini tergolong tidak terlalu parah.
Vaksinasi cacar pun diklaim telah terbukti memiliki efektivitas mencapai 85 persen dalam melawan Monkeypox.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (27/5/2022), WHO mengatakan pada Senin lalu bahwa vaksinasi massal tidak diperlukan untuk memerangi wabah tersebut.
Kendati demikian, mengingat laju wabah dan kurangnya kejelasan terkait penyebabnya, badan kesehatan masyarakat mendesak masyarakat untuk mempraktikkan kebersihan yang baik dan seks yang aman untuk membantu mengendalikan penyebarannya.