Kemenkes Tingkatkan Deteksi Dini Penyakit Kardioserebrovaskular Mulai dari Sekolah
para murid akan diajarkan menggunakan tensi digital agar bisa mendeteksi dini diri sendiri dari penyakit obesitas, hipertensi, dan diabetes.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
![Kemenkes Tingkatkan Deteksi Dini Penyakit Kardioserebrovaskular Mulai dari Sekolah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-sakit-jantung.jpg)
Selain mengonsumsi obat dengan teratur, pasien gagal jantung juga perlu mengurangi jumlah asupan minum, menerapkan pola hidup sehat guna mengendalikan penyakit penyerta yang dimiliki serta menjaga kerja jantung. Hal ini dapat membantu pasien memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.
Ketidakpatuhan terhadap salah satu komponen tersebut akan mengakibatkan perawatan kembali di rumah sakit (rehospitalisasi), dan memperburuk kondisi gagal jantung.
Pola hidup yang harus diterapkan oleh pasien gagal jantung antara lain: rutin memantau berat badan; membatasi asupan cairan (900ml – 1,2liter/hari); program makan yang seimbang dan pengurangan berat badan pada pasien obesitas; serta melakukan latihan fisik.
Menyadari besarnya beban yang ditimbulkan dari penyakit gagal jantung, Country Head of Public Affairs, Communications & Patient Engagement PT Novartis Indonesia Hanum Yahya, memaparkan, gagal jantung adalah penyakit dengan beban yang sangat besar, baik bagi pasien, keluarga pasien, maupun negara.
Beban tersebut tidak hanya secara ekonomi, yang sebagian besar berasal dari perawatan pasien di rumah sakit yang lama dan berulang, tetapi juga beban secara psikologis.
"Sejalan dengan tujuan Novartis, reimagine medicine, kami berupaya memastikan akses obat-obatan inovatif kami dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia, guna memberikan kualitas hidup yang lebih baik kepada para pasien," ujar Hanum Yahya.