Bukan Pertanda Nyenyak, Mendengkur Justru Tidak Baik untuk Tidur
Mendengkur sering kali dijadikan sebagai pertanda jika seseorang telah tidur dengan nyenyak. Padahal pandangan ini bisa salah kaprah.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendengkur sering kali dijadikan sebagai pertanda jika seseorang telah tidur dengan nyenyak. Padahal pandangan ini bisa salah kaprah.
Mendengkur justru tidak baik untuk tidur. Hal ini diungkapkan oleh dr Santi dari Medical Center Kompas Gramedia (KG).
Pertama kali yang harus dipahami adalah mendengkur terjadi karena jaringan di dalam nafas yang tersumbat. Penyebabnya ada berbagai macam.
Bisa tersumbat karena bagian dari lidah jatuh ke belakang ketika tidur. Sehingga dapat menutup jalan nafas.
Lalu jalan nafas dapat tertutup karena rusak oleh asap rokok. Sehingga sebaiknya berhenti merokok. Atau minimal, jangan merokok mendekati jam tidur.
Selain itu, dr Santi mengatakan jika ada hal lain yang perlu diperhatikan. Saat orang yang sedang mendengkur tiba-tiba hening, sebenarnya merupakan tanda jika ia sedang berhenti bernafas.
Lalu, ketika itu terjadi, otak berusaha untuk memerintah paru-paru mencari oksigen. Sehingga akan menganggu fase tidur yang telah nyenyak, menjadi setengah sadar.
"Ketika henti nafas, otak akan memerintahkan untuk tubuh bernafas. Tidur nya akan naik ke fase tidur lebih dangkal dan tidak nyenyak," papar dr Santi.
Kalau terjadi berulang-ulang, fase tidur tidak akan cukup. Sehingga kualitas tidur akan menjadi buruk. Hal ini dikarenakan otak kekurangan tidur sekaligus oksigen.