Mengenal Lesi Otak, Penyebab, Gejala Umum Cedera Otak, dan Jenis-jenis Lesi Otak
Mengenal tentang lesi otak, mulai dari gejala lesi otak dan jenis lesi otak. Lesi otak dapat mengancam jiwa, tergantung skala keparahan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Lesi otak adalah area cedera atau penyakit di dalam otak.
Lesi otak dapat terdeteksi dengan tes pencitraan otak, seperti magnetic resonance imaging (MRI) atau computerized tomography (CT).
Pada pemindaian CT atau MRI, lesi otak muncul sebagai bintik gelap atau terang yang tidak terlihat seperti jaringan otak normal.
Biasanya, lesi otak adalah temuan insidental yang tidak terkait dengan kondisi atau gejala yang mengarah pada tes pencitraan.
Lesi otak mungkin melibatkan area kecil hingga besar di otak.
Tingkat keparahan kondisi yang mendasarinya dapat berkisar dari yang relatif kecil hingga mengancam jiwa, dikutip dari Mayoclinic.
Baca juga: Reaksi Sarwendah saat Tahu Ruben Onsu Sembunyikan Penyakit yang Diderita, Akui Tak Bete
Penyebab Lesi Otak
Lesi otak dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, paparan bahan kimia tertentu, masalah dengan sistem kekebalan tubuh, dan banyak lagi.
Namun, penyebab lesi otak biasanya tidak diketahui.
Gejala lesi otak bervariasi tergantung pada jenis, lokasi, dan ukuran lesi.
Baca juga: Idap Penyakit Serius, Ruben Onsu Bergantung Obat, Kalau Lalai Risikonya Fatal
Gejala umum untuk beberapa jenis lesi otak meliputi:
- Sakit kepala
- Sakit leher atau kaku
- Mual, muntah, dan kurang nafsu makan
- Perubahan penglihatan atau sakit mata
- Perubahan suasana hati, kepribadian, perilaku, kemampuan mental, dan konsentrasi
- Kehilangan memori atau kebingungan
- Kejang
- Demam
- Kesulitan bergerak
Meski lesi otak memiliki definisi yang sama, namun jenisnya sangat bervariasi.
Baca juga: Sarwendah Idap Kista di Batang Otak, Ruben Onsu Bingung, Sebut Operasi agak Berisiko
Dikutip dari WebMD, berikut adalah beberapa jenis lesi otak yang umum:
1. Abses
Abses otak adalah area infeksi, termasuk nanah dan jaringan yang meradang, yang dapat mengancam jiwa.
Abses otak sering terjadi setelah infeksi, biasanya di area terdekat, seperti infeksi telinga, sinus, atau gigi.
Lesi ini juga dapat muncul setelah cedera atau operasi pada tengkorak.
2. Malformasi arteriovenosa (AVM)
AVM adalah jenis lesi otak yang terjadi selama perkembangan awal.
Arteri dan vena di otak tumbuh menjadi kusut dan dihubungkan oleh struktur seperti tabung yang disebut fistula.
Arteri tidak sekuat arteri normal dan pembuluh vena sering membesar karena aliran darah yang konstan langsung dari arteri melalui fistula ke vena.
Pembuluh yang rapuh ini bisa pecah, kemudian membocorkan darah ke otak.
Selain itu, jaringan otak mungkin tidak menerima cukup darah untuk berfungsi dengan baik.
Kerusakan otak dapat menyebabkan kejang sebagai gejala pertama AVM.
3. Infark serebral (Stroke)
Infark mengacu pada kematian jaringan.
Infark serebral atau stroke adalah lesi otak di mana sekelompok sel otak mati ketika mereka tidak mendapatkan cukup darah.
4. Cerebral palsy
Jenis lesi otak ini terjadi ketika bayi masih dalam kandungan ibu.
Cerebral palsy tidak berkembang seiring waktu.
Namun, lesi otak ini mempengaruhi kemampuan anak untuk bergerak, yang juga dapat membuat komunikasi dan keterampilan terkait menjadi sulit.
Meski demikian, banyak anak dengan cerebral palsy memiliki fungsi intelektual yang normal.
5. Multiple sclerosis (MS)
Multiple sclerosis menyebabkan sistem kekebalan menyerang dan merusak lapisan saraf (mielin) di otak dan sumsum tulang belakang.
Lesi ini mempersulit pesan untuk dikirim dan diterima dengan baik antara otak dan bagian tubuh lainnya.
6. Tumor
Tumor adalah gumpalan sel yang tumbuh secara tidak normal dari jaringan normal.
Beberapa tumor di otak tidak bersifat kanker, atau jinak.
Lainnya bersifat kanker.
Mereka mungkin mulai di otak, atau mereka mungkin menyebar dari tempat lain di tubuh (metastasis).
Mereka mungkin tumbuh dengan cepat atau mereka mungkin tetap stabil.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gejala Lesi Otak