Menurunkan Angka Kasus Anemia di Kalangan Remaja Melalui School Lunch Program
WHO menyatakan, selama masa remaja atau usia 10-19 tahun, anemia merupakan masalah gizi terbesar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada usia remaja, yang merupakan transisi dari masa anak ke masa dewasa terjadi perubahan biologis, kognitif, dan emosional.
Dalam kondisi seperti itu, asupan gizi yang optimal dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
Baca juga: Panduan School Lunch Program, Solusi Pemenuhan Gizi Seimbang di Pesantren
WHO menyatakan, selama masa remaja atau usia 10-19 tahun, anemia merupakan masalah gizi terbesar.
Anemia pada remaja dan dewasa muda dapat berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan kognitif dan dampaknya pada kinerja kognitif, anemia dapat mempengaruhi produktivitas ekonomi saat ini dan masa depan.
Tak hanya menjadi perhatian pemerintah, anemia remaja ini juga menjadi perhatian kalangan pihak swasta.
Mereka berinisiatif menghadirkan program yang mampu menekan angka kasus anemia khususnya di kalangan remaja.
Salah satunya adalah program School Lunch Program (SLP) yang diinisiasi Ajinomoto.
Setelah menjalanlan programnya, mereka berhasil memperbaiki status gizi dan bisa menurunkan prevalensi status anemia santri di pondok pesantren yang menjadi target program.
Baca juga: Waspada Anemia Defisiensi Besi
Anemia atau kurang darah merah rentan dialami oleh anak-anak dan remaja, termasuk para santriwati sehingga tidak mengherankan kelompok usia tersebut susah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan lebih memilih mengonsumsi junk food atau makanan siap saji.
"Mereka santri dan santriwati juga tidak rutin sarapan serta tidak suka mengonsumsi sayur," kata Grant Senjaya Head of Public Relations Department PT Ajinomoto Indonesia dalam keterangannya, Rabu (27/7/2022).
Grant mengatakan, pihaknya mengusung konsep School Lunch Program yang dimaksudkan untuk memperbaiki status gizi dan menumbuhkan kesadaran perilaku hidup sehat para siswa di sekolah.
"Program ini menggabungkan pemberian makan siang bergizi seimbang dan pendidikan gizi selama 10 bulan secara terus-menerus yang bertujuan untuk memperbaiki penerapan gaya hidup sehat, higienitas, sanitasi, dan gizi yang baik serta keamanan pangan," katanya.
Dikatakannya, gizi yang baik merupakan modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan.