Menurunkan Angka Kasus Anemia di Kalangan Remaja Melalui School Lunch Program
WHO menyatakan, selama masa remaja atau usia 10-19 tahun, anemia merupakan masalah gizi terbesar.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Anak Indonesia membutuhkan gizi yang baik dan lengkap untuk tumbuh. Dengan gizi yang lengkap, perkembangan mental dan fisik anak Indonesia akan bertambah baik, sehingga dapat tumbuh menjadi bangsa yang kuat.
Baca juga: Merasa Sering Lelah? Ini Sederet Penyebab Kelelahan serta Cara Mengatasinya: Anemia hingga ISK
Dalam hal kecukupan gizi dan kesehatan peserta didik pesantren, masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional-tidak seperti peserta didik yang tinggal di rumah.
"Hal ini sangat disayangkan, karena kondisi pangan, gizi dan kesehatan yang baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya," kata Grant Senjaya.
Melanjutkan komitmen tersebut, Ajinomoto kembali menggandeng Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), memberikan informasi mengenai pola makan sehat kepada lebih dari 200 santri dan santriwati Pesantren Al Quran Nurhasanat- Karawang.
Berpegang pada visinya dalam meningkatkan harapan hidup sehat masyarakat Indonesia dan sebagai bentuk kontribusi terhadap permasalahan kekurangan gizi, sebanyak lebih dari 200 santri dan santriwati Pesantren Al Quran Nurhasanat – Karawang mendapatkan pemaparan mengenai “Gizi Seimbang Pola Makan Remaja Tangguh” yang dibawakan oleh Reisi Nurdiani, SP, M.Si - dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Melalui pemaparan ini, para santri diminta untuk memerhatikan menu makan mereka. Dengan gizi seimbang, maka kualitas tumbuh kembang dan studi mereka akan lebih baik”, ujar Reisi.
Acara edukatif yang berlangsung santai tersebut juga disambut hangat oleh para pengurus pesantren.
Pada hari yang sama Ajinomoto juga memberikan sejumlah alat memasak untuk pesantren Al Quran Nurhasanat, Karawang.