TIPS KESEHATAN: Ahli Farmasi UGM Bagikan Tips Cara Kenali Obat Palsu
Pakar Farmasi UGM, Dr. Endang Lukitaningsih, mengatakan, konsumsi obat palsu tentunya berbahaya bagi tubuh karena belum teruji efektivitasnya
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Endang Lukitaningsih mengatakan konsumsi obat palsu tentunya berbahaya bagi tubuh karena belum teruji efektivitasnya secara medis dan bisa jadi mengandung bahan yang berbahaya.
Apalagi di masa pandemi Covid-19 tentu obat-obatan akrab dalam kehidupan ini. Mulai dari sakit ringan hingga berat.
Namun di tengah penjualan obat yang terus meningkat, ada saja oknum yang mengambil keuntungan dengan memalsukan beragam obat.
Lantas bagaimana cara agar terhindar dari penggunaan obat palsu?
Pakar Farmasi UGM mengatakan obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh orang atau lembaga yang tidak memiliki izin produksi.
"Obat yang tidak layak edar atau kadaluwarsa yang dijual kembali juga termasuk kedalam obat palsu,” jelasnya dikutip dari laman ugm.ac.id.
Maraknya peredaran obat palsu di pasaran menjadikan kesulitan membedakan dengan obat asli. Namun, ada sejumlah perbedaan yang bisa ditemukan antara keduanya.
Endang menyebutkan, salah satu ciri dari obat palsu adalah tablet mudah hancur, terkadang juga bantat. Kondisi itu terjadi karena obat palsu diproduksi dengan kualitas berada di bawah standar yang semestinya.
Kedua, kemasan dan bentuk fisik berbeda. Meski dibuat mirip dengan obat asli, biasanya ada perbedaan yang dapat dilihat dari kemasannya baik dari warna maupun tulisan.
Selain itu, tulisan juga mudah luntur dan biasanya tidak ada tanggal kadaluwarsa dan nomor registrasi yang tidak sesuai.
Endang mengimbau masyarakat untuk membeli obat di tempat-tempat penjualan resmi seperti di apotek berizin dan terpercaya. Selanjutnya, periksa label kemasan obat.
“Periksa label kemasan obat antara lain nomor izin edar obat, nama dan alamat produsen, dan tanggal kadaluwarsanya,” terangnya.
Berikutnya, periksa kemasan obat.
Pastikan obat yang dibeli masih dalam keadaan tersegel baik.
Lalu warna maupun tulisan dalam kemasan masih baik, tidak luntur, dan tidak dijumpai cacat lainnya.
Di samping itu, kenali efek obat yang dikonsumsi. Usai konsumsi obat apakah efek yang dirasakan sesuai dengan klaim dari kegunaan obat. Misalnya parasetamol untuk penurun panas.
“Untuk memastikan obat itu asli atau palsu bisa di cek di laman BPOM,” kata.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.