Simak Gejala Monkeypox dari Fase Awal hingga Hari ke hari
Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap, terangnya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter spesialis kulit dan kelamin Universitas Brawijaya Malang Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK (K) menerangkan, terdapat tiga fase jika seseorang terpapar Monkeypox.
Fase pertama adalah prodromal, penderita akan mengalami demam yang disertai dengan sakit kepala yang terkadang terasa hebat, Nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau di area selangkangan, badan panas dingin bahkan kelelahan dan lemas.
Kemudian fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit.
Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap, terangnya.
Kemudian fase ketiga, saat ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok.
"Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi / ruam kulit tersebut menghilang," kata dokter kulit yang berfokus pada penyakit infeksi tropis ini, seperti dikutip dari laman UB.ac.id.
Ia menyebut, monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus Monkeypox, sehingga pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.
Adapun penanganan awal yang dapat dilakukan di rumah apabila muncul tanda dan gejala serta terdapat riwayat kontak dengan penderita monkeypox adalah :
• Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
• Istirahat total (bed rest)
• Makan makanan yang bergizi, maksimalkan asupan cairan (banyak minum air putih)
• Bila demam dapat diberikan obat penurun panas
• Bila muncul ruam seperti lentingan berisi air, jangan digaruk atau dipecah. Untuk mengurangi rasa gatal, dapat dikompres dengan kassa dan cairan infus serta mengkonsumsi obat antihistamin
Sedangkan orang yang harus dipertimbangkan untuk perawatan lebih lanjut yaitu orang dengan gejala berat / parah (misalnya, sepsis, ensefalitis, atau kondisi lain yang memerlukan rawat inap).
Berikut adalah golongan yang mungkin berisiko tinggi terkena mengalami gejala berat di atas, yaitu:
• Orang dengan kondisi immunocompromise (misalnya, infeksi HIV/AIDS leukemia, limfoma, keganasan, transplantasi organ, konsumsi kortikosteroid dosis tinggi, atau memiliki penyakit autoimun)
• Populasi anak-anak, terutama pasien < 8 tahun
• Wanita hamil atau menyusui
• Orang dengan satu atau lebih komplikasi (misalnya, infeksi kulit bakteri sekunder; gastroenteritis dengan mual/muntah yang parah, diare, atau dehidrasi; bronkopneumonia; penyakit bersamaan atau komorbiditas lainnya)