Lansia di Cilegon Suspek Monkeypox, Satgas IDI Tunggu Hasil Pemeriksaan PCR
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengkonfirmasi kebenaran, adanya satu pasien suspek monkeypox atau cacar monyet di Kota Cilegon.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengkonfirmasi kebenaran, adanya satu pasien suspek monkeypox atau cacar monyet di Kota Cilegon, Banten.
Merespons hal itu Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr. Hanny Nilasari mengatakan, sampai saat ini hasil pemeriksaan PCR yang bersangkutan belum keluar.
"Jadi yang di Cilegon masih dilakukan pemeriksaan PCR di laboratorium khusus dan kemudian belum ada hasil yang menunjukkan bahwa hasil positif monkeypox," kata dia dalam kegiatan virtual, Kamis (11/8/2022).
Sejauh ini data dari satgas PB IDI, terdapat 10 kasus suspek monkeypox yang dilaporkan.
Dan semuanya telah dinyatakan negatif atau bukan positif monkeypox.
"Sampai saat ini ada 10 kasus yang terduga atau suspek. Tetapi sampai saat ini memang beberapa sudah ada hasil dan tidak ada tanda-tanda atau tidak positif ya pada pemeriksaannya dan pasien yang terduga kemarin di Cilegon itu juga secara secara data itu belum terkonfirmasi positif ya," jelas dokter Hanni.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, satu kasus suspek di kota Cilegon merupakan seorang lanjut usia (61) berjenis kelamin perempuan.
Disebutkan Maxi, pasien tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri.
"Iya, suspek di Cilegon. Seorang ibu berusia 61 tahun tidak ada perjalanan ke luar negeri," terang Maxi saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/8/2022).
Adapun gejala yang dialami adalah gejala ruam dan vesikel terutama di badan, sejak 5 Agustus diawali dengan panas.
Baca juga: Kasus Monkeypox di India Dibayangi Stigma Anti-Gay
"Kini sudah diambil sampel dan dikirim ke lab BKPK," lanjutnya.
Lebih lanjut Maxi menyebut, pasien suspek tersebut tidak menjalani isolasi di rumah sakit.
"Karena gejala ringan diisolasi mandiri di rumah dan dipantau Puskesmas," kata Maxi.
Pihak puskesmas melakukan pemantauan ke rumah pasien dan telah mengambil sampel untuk diperiksa lebih lanjut.
Diperkiraan hasil akan keluar pada pekan ini.