Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kemenkes Konfirmasi Kasus Pertama Monkeypox di Indonesia, Miliki Riwayat Berpergian dari Luar Negeri

Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengkonfirmasi temuan pertama kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kemenkes Konfirmasi Kasus Pertama Monkeypox di Indonesia, Miliki Riwayat Berpergian dari Luar Negeri
freepik
Monkeypox atau cacar monyet 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengkonfirmasi temuan pertama kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia

"Hari ini ada yang satu terkonfirmasi (Monkeypox) dari DKI Jakarta berusia 27 tahun berdasarkan laporan pemeriksaan PCR tadi malam," ujar Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Monkey Pox Jadi Darurat Global, Pakar: Perlu Tingkatkan Kewaspadaan Nasional

Ia mengatakan, pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Setibanya di Indonesia, pria tersebut mengalami demam, menunjukkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati).

Selain itu, pasien juga mengalami ruam cacar di telapak kaki dan tangan, serta sebagian di area genital.

"Pasien 27 tahun ini laki-laki memang habis bepergian dari luar negeri," imbuhnya.

Baca juga: Hindari Stigmatisasi dan Diskriminasi, WHO akan Ganti Nama Cacar Monyet

Berita Rekomendasi

Jalani Isolasi Mandiri

Saat ini, pria tersebut sedang menjalani isolasi mandiri.

Penampakan Cacar Monyet atau Monkeypox
Penampakan Cacar Monyet atau Monkeypox (cdc.gov)

"Tapi keadaan pasien baik-baik saja. Kalau dalam istilah Covid-19, yang bersangkutan gejala ringan, tidak sakit berat," ujar Syahril.

"Tidak perlu harus dirawat, tidak masuk di ruang isolasi tapi cukup dilakukan isolasi mandiri," sambung dia.

WHO Tetapkan Cacar Monyet Status Darurat Kesehatan Global

Cacar monyet berstatus darurat kesehatan global sejak Sabtu (23/7/2022) lalu oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, cacar monyet memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai keadaan darurat lantaran sudah terjadi di lebih dari 70 negara.

"Kami memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat melalui mode penularan baru yang kami pahami terlalu sedikit dan yang memenuhi kriteria dalam peraturan kesehatan internasional," kata Tedros dikutip dari Associated Press (AP).

Tentang Monkeypox, Gejala dan Penyebab

Monkeypox atau cacar monyet
Monkeypox atau cacar monyet (freepik)

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Virus cacar monyet berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab cacar.

Oleh karena itu, gejalanya juga mirip dengan cacar biasa. Penyebab cacar monyet adalah virus cacar monyet yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.

Saat ini, terdapat dua jenis virus cacar monyet, yaitu yang pertama ditemukan di Afrika Tengah atau Basin Kongo, dan Afrika Barat.

Virus yang berasal dari Basin Kongo disebut lebih menular dan menimbulkan gejala yang lebih parah.

Cara Pencegahan Hindari Terpapar Cacar Monyet

Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Siloam Hospitals Yogyakarta, dr. Ludhang Pradipta R M. Biotech Sp.MK., mengatakan, cara terbaik terhindar dari paparan cacar monyet adalah meminimalkan kontak antar manusia dengan penderita (karier).

"Penularan virus ini melalui kontak erat, dan dari kasus yang ada didapatkan risiko lebih tinggi pada individu prilaku seks menyimpang," kata Ludhang Pradipta saat edukasi bincang sehat bertajuk  Waspada Cacar Monyet Kenali Gejala dan Pencegahannya yang diadakan Siloam Hospital Yogyakarta belum lama ini.

Baca juga: Vaksin Cacar Zaman Dulu, Dianggap Masih Efektif Cegah Cacar Monyet

Dikatakannya,  cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, disebabkan virus monkeypox.

Penyakit ini biasanya dimulai dengan fase inkubasi panjang (5-21 hari), kemudian fase demam (gejala yang mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening(limfadinopati), kemudian berkembang fase ruam, dimana permukaan kulit muncul ruam kemerahan.

Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018.
Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018. (CHARLES BOUESSEL / AFP)

"Infeksi virus ini ditandai dengan perubahan ujud kelainan di kulit yang sekilas hampir serupa dengan cacar air", ungkap Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik ini.

Pengobatan cacar monyet, jata Ludhang sebenarnya hanya untuk mengurangi gejala yang muncul, terutama nyeri dibagian kulit yang tampak ruam dan bintil.

"Adapun data tentang vaksin juga baru tersedia di beberapa negara endemi, belum sampai di Indonesia sejauh ini,"  tutur Raden Ludhang.

Penularan Antar Manusia, Protokol Kesehatan Berperan Penting

Ludhang menambahkan, virus cacar monyet dapat melalui perantara formites dipermukaan benda mati yang terkontaminasi virus tersebut.

Selain dapat menyebar melalui kontak erat, WHO dan CDC menyebutkan pula penularan dapat terjadi melalui percikan pernapasan (droplet) atau menyentuh luka, atau koreng saat pasien pada fase ruam.

"Karenanya pencegahan efektif adalah menegakkan protokol kesehatan melalui penggunaan masker ditempat umum, cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh benda diluar area pribadi pun menjaga jarak ditempat kerumunan, dikontaminasi atau disinfeksi permukaan alat benda yang ada disekitar kita", tutur Ludhang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas