Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Negeri Munculkan Potensi Mutasi Baru, Menkes Ingatkan untuk Waspada

Saat ini ada sub varian di Amerika dan Eropa. Mutasi terjadi karena konfortasi kasus yang tinggi.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Lonjakan Kasus Covid-19 di Luar Negeri Munculkan Potensi Mutasi Baru, Menkes Ingatkan untuk Waspada
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Menkes Budi Gunadi Sadikin di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, usai rapat terbatas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Selasa (23/8/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya mutasi baru virus covid-19.

Hal ini dikarenakan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara.

"Kasus konfirmasi harian di beberapa negara mencapai di atas 100 ribu. Bahkan di Jepang telah mencapai 200 ribu perhari. Kasus knfromasi harian setinggi ini pasti akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan timbulnya varian baru," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Selasa (23/8/2022).

Kasus Covid-19 yang tinggi di luar negeri dapat memicu timbulnya varian atau mutasi baru.

Budi menyebutkan jika saat ini ada sub varian di Amerika dan Eropa. Mutasi terjadi karena konfortasi kasus yang tinggi.

Berbeda dengan kenaikan kasus di luar negeri, Indonesia bisa disebut lebih baik. Hal ini dikarenakan kadar antibodi masyarakat Indonesia yang meningkat.

Baca juga: Beda Isolasi Cacar Monyet dan Covid-19, Pasien Monkeypox Tak Hanya Wajib Pakai Masker

Berita Rekomendasi

"Itu sebabnya kasus gelombang sub varian BA.2 dan dan BA.5 di Jepang meningkatkan sedangkan kita tidak. Karena level imunitas sudah sangat tinggi," kata Budi lagi.

Budi pun menyebutkan situasi ini dikarenakan dua faktor. Pertama vaksinasi Covid-19 yang digencarkan pada November 2021 hingga Januari 2022. Kemudian karena infeksi karena gelombang Omicron yang melanda di Indonesia pada Februari-Maret 2022.

Saat itu kasus harian mencapai 60 ribu akibat varian Delta. Kombinasi membuat kadar antibodi masyarakat tinggi sekali. Sehingga pada saat gelombang sub varian BA.4 dan BA.5 masuk, Indonesia tidak berdampak.

Hanya saja kata Budi, kadar antibodi bisa menurun. Dan menurut perkiraan berada di 6 bulan ke depan.

"Namun, ujiannya adalah 6 bulan lagi. Sekitar Januari, februari, Maret di 2023. Kalau kita benar-benar bisa melampaui sama seperti sekarang, Indonesia menjadi negara yang bisa menangani pandemi 12 bulan berturut-turut," tegasnya.

Langkah untuk menyiasatinya adalah menjaga level imunitas masyarakat seperti saat ini. Namun saat ini, tantangan dari Indonesia adalah cakupan vaksinasi Covid-19 yang sudah menurun dan tidak ada infeksi.


Sehingga untuk menyiasati hal ini, sesuai arahan presiden Joko Widodo, maka vaksinasi Covid-19 akan diselenggarakan bagi kelompok berisiko tinggi.

"Tujuannya adalah untuk meningkatkan, mempersiapkan dan memperbaiki kadar imunitas. Kalau ada varian baru, mudah mudahan tidak tapi tugas kita kan mempersiapkan. Tapi kalau ada varian baru imunitas popluasi Indonesia tetap tinggi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas