TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan Indonesia menempati urutan ketiga penyumbang kasus TBC terbanyak di dunia.

Menurut data Global TB Report 2021, Indonesia masuk di 10 besar negara dengan beban kasus TBC, TB-HIV, dan TB-RO terbanyak di dunia. 

"Tentu saja hal ini bukanlah sebuah prestasi. Akan tetapi hal ini dapat menjadi cambuk motivasi bagi kita untuk bersama-sama berkomitmen menanggulangi TBC dan pada akhirnya mencapai eliminasi TBC di tahun 2030," kata Muhadjir Effendy melalui keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).

Estimasinya terdapat 824.000 kasus, dengan kasus TBC resisten obat (TB-RO) sebanyak 8.268. 

Baru sekitar 61 persen dari kasus TB-RO yang memulai pengobatan di tahun 2021.

"Berarti masih ada 39 persen yang berkeliaran yang belum bisa kita giring untuk mau berobat," ucap Muhadjir Effendy. 

Kemenko PMK menggalakkan Rencana Aksi Program Terpadu Kemitraan Penanggulangan Tuberkulosis (Aksi Proteksi).

Aksi Proteksi bertujuan untuk meningkatkan peran masyarakat dan mitra dalam percepatan penanggulangan TBC dengan fokus utama pada upaya promotif, preventif, kuratif komplementer dan rehabilitatif.

“Kita juga ingin mengingatkan dan menguatkan kembali komitmen kementerian terkait, maupun organisasi kemasyarkatan komunitas dan LSM yang selama ini memiliki concern kuat dalam menangani TBC, sesuai amanat dalam Perpres No. 67 tahun 2021,” ujar Muhadjir Effendy. 

Adapun Perpres No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis mengamanahkan tentang peningkatan kolaborasi dan koordinasi serta peningkatan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan multisektor lainnya dalam Penanggulangan TBC.