Varikokel adalah Pelebaran Vena yang Tidak Normal di Skrotum, Ini Gejala dan Penyebabnya
Varikokel adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pelebaran vena yang tidak normal di skrotum. Simak juga gejala dan penyebabnya.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Varikokel adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pelebaran vena yang tidak normal di skrotum.
Vena yang ada di seluruh tubuh membawa darah dari berbagai organ kembali ke jantung.
Biasanya vena memiliki katup yang memastikan darah bergerak ke arah yang benar.
Namun, ketika katup di vena testis tidak berfungsi dengan baik, gravitasi dapat membuat darah terkumpul di skrotum, itu yang menyebabkan muncul varikokel.
Dikutip dari hopkinsmedicine.org, terkait dengan jalannya vena testis di perut, kemungkinan varikokel di sisi kiri.
Disebutkan bahwa varikokel tidak bahaya, 15 persen dari semua pria dewasa memiliki varikokel.
Baca juga: Hati-hati, Nyeri Saat Haid Bisa Jadi Tanda Gejala Endometriosis
Dikutip dari KBBI, varikokel atau yang disebut varikosel adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) pada kantung zakar karena adanya kelainan katup yang menghambat aliran darah.
Gejala Varikokel
Varikokel biasanya terjadi di sisi kiri skrotum.
Varikokel seringkali tidak menimbulkan tanda atau gejala.
Dikutip dari mayoclinic.org, ada beberapa kemungkinan tanda atau gejala varikokel, di antaranya:
1. Rasa sakit atau tidak nyaman timbul ketika berdiri atau pada sore hari, biasanya berbaring dapat mengurangi rasa sakit.
2. Jika varikokel cukup besar, akan muncul kantong seperti cacing yang terlihat di atas testis. Sementara varikokel yang kecil kemungkinan tidak bisa dilihat, namun bisa diketahui jika disentuh.
3. Testis yang terdapat varikokel mungkin terasa lebih kecil dari ukuran umumnya.
4. Varikokel dapat menyebabkan kurang subur, tetapi tidak semua varikokel menyebabkan infertilitas.
Baca juga: Prof dr Zubairi Djoerban Cerita Awal Mula Terdeteksi HIV/AIDS di Indonesia
Penyebab Varikokel
Testis menerima darah yang kaya oksigen dari dua arteri testis yang ada disetiap sisi skrotum.
Ada juga dua vena testis mengangkut darah yang kekurangan oksigen kembali ke jantung.
Di dalam setiap sisi skrotum, jaringan vena kecil (pleksus pampiniformis) mengangkut darah yang kekurangan oksigen dari testis ke vena utama.
Varikokel terjadi karena pleksus pampiniformis membesar.
Meski demikian, untuk penyebab pasti varikokel belum diketahui.
Salah satu faktor yang berkontribusi munculnya varikokel mungkin karena terdapat kerusakan katup di dalam vena yang dimaksudkan untuk menjaga darah tetap mengalir ke arah yang benar.
Kemungkinan juga karena vena testis kiri mengikuti jalur yang sedikit berbeda dari vena kanan, jalur yang terdapat masalah terkait aliran darah lebih mungkin terjadi di kiri.
Ketika darah yang kekurangan oksigen dicadangkan di jaringan vena, mereka akan melebar, menciptakan varikokel.
Baca juga: Kapan Orangtua Harus Curiga Jika Anak Terinfeksi HIV, Berikut Gejalanya
Cara Mengetahui Varikokel
Dikutip dari healthline.com, dokter dapat mendiagnosis varikokel dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Pemeriksaan fisik dengan meminta pasien untuk berdiri dan berbaring.
2. Teknik Valsalva manuver. Teknik ini digunakan untuk mendiagnosis varikokel yang lebih kecil.
Anda akan diminta untuk berdiri, mengambil napas dalam-dalam, menahannya, dan menahan saat dokter memeriksa skrotum.
3. USG skrotum. Dalam beberapa kasus, USG skrotum mungkin diperlukan.
USG skrotum untuk membantu mengukur vena spermatika.
Melalui USG, dokter dapat mengetahui gambaran kondisi yang lebih rinci dan akurat.
Setelah varikokel didiagnosis, dokter akan engklasifikasikannya dengan salah satu dari tiga nilai klinis.
Varikokel diberi label kelas 1 hingga 3, sesuai dengan ukuran benjolan di testis, kelas 1 adalah yang terkecil, dan kelas 3 adalah yang terbesar.
Varikokel tidak perlu diobati, kecuali jika menyebabkan rasa sakit, atrofi testis, dan kemandulan.
Mengenakan pakaian dalam yang ketat atau celana olahraga yang ketat terkadang dapat mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.
Perawatan tambahan, seperti varikokelektomi dan embolisasi varikokel yang dilakukan dokter, mungkin diperlukan jika gejala memburuk.
(Tribunnews.com/Fajar)