Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Edukasi Kesehatan Mental Perlu Dilakukan Untuk Cegah Bunuh Diri

WHO mencatat setiap tahun 703.000 orang bunuh diri. Edukasi kesehatan mental perlu dilakukan untuk vegah bunuh diri.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Edukasi Kesehatan Mental Perlu Dilakukan Untuk Cegah Bunuh Diri
who.int
Ilustrasi Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2022 - WHO mencatat setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang melakukan percobaan bunuh diri. Edukasi kesehatan mental perlu dilakukan untuk vegah bunuh diri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini kesehatan jiwa menjadi salah satu tantangan terbesar dalam skala global. Kurangnya akses untuk perawatan kesehatan jiwa, sekaligus stigma di masyarakat menjadi salah satu faktor memperparah kondisi kondisi kesehatan jiwa pasien.

Hingga, dapat menyebabkan tindakan bunuh diri. Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia.

Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang berkualitas sangat terbatas.

Bahkan lebih dari 75 persen orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan sama sekali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang melakukan percobaan bunuh diri.

Setiap tindakan bunuh diri adalah tragedi yang mempengaruhi keluarga, komunitas dan seluruh negara dan memiliki efek jangka panjang pada orang-orang yang ditinggalkan.

Kasus bunuh diri terdapat di seluruh rentang usia dan merupakan penyebab kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.

Berita Rekomendasi

Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi merupakan fenomena global di seluruh wilayah dunia. Faktanya, lebih dari 77% kasus bunuh diri global terjadi di negaranegara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2019.

Baca juga: Berikut Pertolongan yang Dapat Dilakukan pada Percobaan Bunuh Diri

Melanjutkan komitmennya, PT Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Public Webinar on Major Depressive Disorder with Suicidal Ideation and/or Behavior (MDSI): “Lighting the Hope for Depressive Suicidal Individuals Through Collaborative Action”.

Acara ini dibuka oleh drg Vensya Sitohang, M.Epid, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Serta melibatkan moderator, pembicara dan panelis yang mewakili berbagai kalangan.

Di antaranya dr. Nova Riyanti Yusuf SpKJ, dr. Lahargo Kembaren SpKJ, Prof Budi Anna Keliat, (Ikatan Perawat Klinis), Ratih Ibrahim (Psikolog Klinis), dr Edu, SpKJ (Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes RI).

Lalu ada Tri Agung (Ketua Komisi III Dewan Pers Indonesia), Benny Perwira (Into The Light Indonesia) dan Nurul Eka (Pekerja Sosial Independen Indonesia).

Baca juga: Gangguan Mental Bisa Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat, Apa yang Harus Dilakukan?

Dalam sambutannya, drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid mengatakan jika, ”Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang diperingati setiap 10 September".

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh warga dunia akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa.Dengan harapan dapat mencegah pikiran atau tindakan bunuh diri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas