Herpes Bisa Menular dari Aktivitas Ciuman, Ketahui Gejala dan Pengobatannya
Herpes merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang perempuan melalui Tiktok membagikan kisahnya yang terkena herpes setelah melakukan aktivitas ciuman.
Herpes merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes.
Dilansir dari Health, saat terinfeksi herpes dapat menyebar.
Lepuh atau luka yang terbentuk di sekitar mulut, dagu, pipi, alat kelamin, anus, atau paha bagian dalam dapat menyebar melalui kontak langsung.
Baca juga: Virus Herpes Terus Mengintai untuk Aktif Kembali dan Menyerang Tubuh
Virus ini juga bisa menular melalui air liur seseorang dengan terinfeksi aktif, bahkan jika orang tersebut tidak memiliki gejala.
Ciuman dapat memungkinkan pertukaran air liur, yang dapat menularkan virus herpes.
Selain, berciuman dan kontak wajah yang dekat juga dapat memungkinkan terinfeksi herpes.
Adapun jenis herpes yang ditularkan dari aktivitas berciuman biasanya HSV-1 atau herpes oral.
Sementara jika berlanjut melakukan hubungan seks maka bisa menularkan herpes jenis HSV-2 atau herpes genital.
Oleh karena itu baik ciuman dengan mulut terbuka maupun dengan mulut tertutup dapat menyebarkan HSV-1.
Oleh karena itu saat terinfeksi herpes, hindari berciuman atau kontak seksual dengan siapa pun sampai luka sembuh sepenuhnya.
Kebanyakan luka dingin atau lepuh herpes membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk sembuh.
Gejala herpes mungkin saja tidak menimbulkan gejala. Namun tetap dapat menyebabkan gejala selama infeksi awal.
Berikut adalah gejala herpes yang bisa diketahui:
1. Luka yang terbentuk di dalam atau di sekitar mulut, hidung, dagu, pipi, mata, alat kelamin, anus, atau paha bagian dalam.
2. Rasa kesemutan, gatal, atau terbakar 1-3 hari sebelum luka muncul
3. Demam Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Sakit Kepala
5. Sakit Badan Kelelahan
Diagnosis dan Pengobatan
Jika seseorang terinfeksi aktif, herpes simpleks dapat didiagnosis dari pemeriksaan fisik atau dengan mengumpulkan sampel cairan kecil dengan menyeka luka dingin atau lepuh herpes.
Fasilitas kesehatan dapat menjalankan tes darah untuk menentukan apakah seseorang memiliki antibodi untuk herpes simpleks tipe 1 atau 2.
HSV-1 dan HSV-2 tidak selalu memerlukan pengobatan.
Obat antivirus dapat diresepkan untuk orang dengan sistem kekebalan yang terganggu dan berisiko lebih tinggi untuk komplikasi.