Kemenkes Targetkan 90 Persen Penderita TBC Terdeteksi Saat 2024
Kemenkes memprioritaskan pencarian para penderita Tubercolosis (TBC) hingga 90 persen di tahun 2024.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan RI ( Kemenkes) memprioritaskan pencarian para penderita Tuberculosis (TBC) hingga 90 persen di tahun 2024.
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, kasus TBC di Indonesia diduga ada 824 ribu orang.
Baca juga: Menko PMK: Banyak Pekerja Migran Indonesia Dipulangkan karena Terjangkit TBC
''Saya minta di 2024 sebanyak 90 persen harus sudah terdeteksi by name by adress. Kita sekarang ingin strategi surveilansnya yang baik dan benar,'' ujar Menkes Budi dalam sambutannya secara virtual di acara Indonesia Tuberkulosis International Meeting (INA TIME) 2022 ke 4 di Bali, akhir pekan lalu.
Adapun upaya surveilens diantaranya membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk juga mendorong dana Global Fund agar terealisasi lebih cepat.
''Prinsip penyakit menular adalah kita harus tahu di mana mereka dan kita harus selamatkan mereka itu adalah tugas pertama yang paling prioritas,'' tambah Menkes.
Selanjutnya, sebagai upaya pencegahan dan pengobatan maka harus lebih cepat mengetahui jenis varian bakteri TBC yang menyerang seseorang. Hal itu bisa dilakukan dengan alat genome sequencing yang terus dikembangkan.
Baca juga: Kenali Gejala TBC pada Anak, Jangan Sepelekan Batuk Lebih Dari 2 Minggu dan Demam Berulang
Dalam waktu dekat akan dilaksanakan pilot project genome sequencing mobile, dimana saat ini sudah tersedia genome sequencing baru seukuran handphone, sehingga pendeteksian varian bakteri bisa dilakukan dengan cepat, dan pasien bisa segera diberi obat yang tepat.
''Dengan demikian kita bisa kasih paket pengobatannya itu yang benar-benar cocok dengan pasien,'' ucap Menkes Budi.
TBC Penyakit dengan Kematian Tertinggi di Dunia
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan TBC di Indonesia dan Global masih menjadi masalah kesehatan yang utama.
Penyakit ini merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian dunia, dan Indonesia adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 tertinggi setelah India dan China.
Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030 dengan target insiden rate 65/100.000 penduduk dengan angka kematian 6/100.000 penduduk.
Baca juga: Anak yang Terinfeksi TBC dan Covid-19 Secara Bersamaan Berisiko Alami Perburukan
Berdasarkan Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia, namun pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 (48 persen). Masih ada sekitar 52 persen kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan namun belum dilaporkan.
Pada tahun 2022 data per bulan September untuk cakupan penemuan dan pengobatan TBC sebesar 39 persem (target satu tahun TC 90 persen) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74 persen (target SR 90 persen).
''Untuk mendukung eliminasi TBC tersebut, perlu adanya peningkatan dan pembaharuan manajemen program TBC bagi tenaga kesehatan baik dokter, mahasiswa kedokteran, perawat, bidan dan pemegang program dilayanan berdasarkan hasil penelitian terkini,'' ujar Dirjen Maxi.