Mitos atau Fakta Konsumsi Gula Jadi Penyebab Diabetes? Simak Penjelasan Ahli
Sering kali mendengar bahwa konsumsi gula menyebabkan seseorang menderita Diabetes.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sering kali mendengar bahwa konsumsi gula menyebabkan seseorang menderita Diabetes.
Pernyataan tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Makan gula saja tentu tidak akan menyebabkan seseorang langsung terkena diabetes.
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena penyakit ini.
Baca juga: Peneliti BRIN: Ubi Jalar Bisa untuk Terapi Penderita Diabetes dan Obesitas
Untuk memahami hubungan antara gula dan diabetes berikut penjelasan wakil menteri kesehatan RI (wamenkes) sekaligus ahli diabetes molekuler pertama Indonesia Dante Saksono Harbuwono.
Ia mengatakan, dalam diabetes sebenarnya konsumsi gula bukan menjadi masalah utama tetapi yang paling penting adalah berat badan.
"Kenapa begitu karena berat badan yang berlebihan merepresentasikan jumlah kalori yang dimakan oleh seseorang dan menjadi faktor resiko untuk diabetes," terang dia dalam talkshow beberapa waktu lalu.
Pasien-pasien diabetes mayoritas mempunyai berat badan yang berlebih dengan lingkar perut yang besar melebihi lingkar standar.
"Karena itu pasien akan mempunyai faktor resiko yang disebut sebagai insulin resistance. Ini adalah kondisi dimana insulinnya tidak bisa bekerja tadi untuk masuk ke dalam sel itu gula itu butuh kunci untuk membuka sel tersebut dan kuncinya disebut sebagai insulin kalau insulinnya tidak bisa bekerja maka kita akan ketemu pasien-pasien dengan gejala diabetes," ujar dokter Dante.
Baca juga: Ciri-ciri Diabetes pada Anak-anak, Banyak Makan, Sering Haus hingga Berat Badan Turun Drastis
Ia menerangkan, kunci dalam mencegah diabetes adalah menjaga berat badan optimal.
Pengukuran lingkar badan untuk perempuan tidak boleh lebih dari 80 cm.
Jika laki-laki tidak boleh lebih dari 90 cm.
"Menjaga lingkar badan tentu dengam aktivitas olahraga dan mengatur makan sehingga tidak terjadi obesitas sentral itu yang menjadi kunci supaya tidak terkena diabetes," kata dia.
Dante memaparkan, perjalanan seseorang yang semula sehat sampai terkena diabetes tipe 2 membutuhkan waktu 5 - 10 tahun.
Adapun kondisi diawal disebut pre-diabetes atau kadar gula darah sudah melebihi batas normal namun belum mencapai kadar gular darah setinggi penderita diabetes tipe 2.
"Orang menjadi diabetes itu tidak langsung tadinya sehat besok jadi diabetes Tetapi masuk dalam kondisi prediabetes. Jadi belum masuk diabetes baru kemudian menjadi diabetes itu butuh waktu kira-kira 5 sampai 10 tahun," kata dokter dante
Ada tanda-tanda awal atau yang disebut tanda klasik seseorang dinilai mengalami kondisi prediabetes, yaitu penurunan berat badan, rasa haus yang berlebihan, buang air kecil yang banyak pada malam hari dan rasa lapar.
Namun, tidak semua orang mempunyai gejala klasik diabetes. Artinya ada juga gejala-gejala yang mengikuti diabetes misalnya seperti pandangan mata yang kabur, disfungsi ereksi, kesemutan, kemudian ada kelainan keputihan pada wanita dan sebagainya.
"Itu adalah sebagai tanda tidak klasik dari diabetes. Dengan adanya tanda klasik dan tidak klasik diabetes maka kita bisa temukan diabetes itu lebih intens dan lebih dini," harap dia.