Kanker Payudara Jadi Sebab Kematian Terbanyak, Menkes Ingatkan Deteksi Dini
Deteksi dini dinilai sebagai cara paling tepat untuk meminimalisir risiko kematian.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mencegah terjadinya keparahan kanker payudara dibutuhkan deteksi dini dengan alat akurat. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita adalah kanker payudara.
Deteksi dini adalah cara paling tepat untuk meminimalisir risiko kematian.
Karenanya, kanker lebih baik dideteksi sedari dini jangan dideteksi setelah stadium 3 atau 4.
"Deteksinya yang paling gampang adalah dengan Sadanis (periksa payudara secara klinis) dan Sadari (periksa payudara sendiri). Tapi kalau yang standar WHO itu harus menggunakan mammogram,'' ungkap Budi pada keterangan resmi, Selasa (11/10/2022).
Ketersediaan alat mammogram di Indonesia masih sedikit dibandingkan dengan Australia dan Thailand. Dari 3 ribu rumah sakit di Indonesia, yang memiliki mammogram hanya 200 rumah sakit.
Baca juga: Mengenal Leukemia, Penyakit Kanker Sel Darah Putih yang Paling Sering Dialami Anak-anak
Pemerintah sendiri menyebut telah berkomitmen sampai tahun 2024 seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia akan dilengkapi dengan alat mammogram.
''Dari 514 kabupaten/kota kita, yang punya mammogram di bawah 100 kabupaten/kota. 80 persen wanita Indonesia tidak bisa dideteksi kanker payudara,'' ungkap Budi.
Pemenuhan kebutuhan mammogram untuk skrining ini merupakan implementasi dari transformasi kesehatan bidang Layanan Primer.