Ketahui Tentang Penyakit Katarak Kongenital, Terjadi dari Kehamilan yang Bermasalah
Anak-anak yang menderita katarak kongenital umumnya terjadi karenai kehamilan bermasalah yang sering kali tidak disadari orang tuanya.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Willem Jonata
Penyebabnya antara lain infeksi intra uterin dari ibu hamil ke janin yang merupakan genetik diturunkan dari orang tua, penyakit metabolik pada janin, dan atau kelainan mata lainnya
Penyembuhan yang disarankan adalah operasi sedini mungkin begitu anak didapati mengalami katarak kongenital.
Teknik operasi katarak kongenital sangat berbeda dengan teknik operasi katarak pada orang dewasa dan jika teknik operasi ini salah dilakukan.
Yakni melakukan teknik operasi katarak dewasa pada katarak kongenital pada anak, maka hampir bisa dipastikan 100 persen anak akan kembali buta karena katarak akan muncul kembali.
Operasi katarak pada anak harus dilakukan segera, jangan terlambat. Setelah operasi bedah, rehabilitasi visual harus dilakukan secepatnya.
Kacamata khusus ini harus segera diberikan agar anak dapat melihat lebih jelas dan mencegah amblyopia atau mata malas.
“Rehabilitasi visual pada anak yang telah dioperasi katarak sangat penting karena akan memengaruhi tumbuh kembang anak," ujar CEO Optik Tunggal, Alexander Kurniawan.
Itu sebabnya pihaknya menyediakan kacamata dengan lensa khusus yang didesain sesuai anak-anak hingga 10 tahun.
Dia menjelaskan, lensa yang disiapkan oleh ZEISS di Jermana dan memiliki ketebalan ukuran kacamata plus yang sangat tinggi.
Ke-2025 pasang kacamata khusus ini diberikan secara gratis kepada anak-anak berusia hingga 10 tahun yang mengalami katarak kongenital sejak lahir.
Pemberian 2025 kacamata khusus bagi anak-anak penderita katarak kongenital ini merupakan kelanjutan dari pemberian 90 pasang kacamata yang sama pada tahun 2019 lalu.
“Penglihatan adalah indra tubuh yang sangat penting bagi manusia. Bagian tubuh manusia pertama yang mencerna informasi dari sekitar kita adalah mata," ujar Alexander Kurniawan.
"Sebuah survei tentang kebutaan1 mengatakan 85 persen manusia menyatakan bahwa ketakutan terbesar mereka adalah kehilangan indra penglihatan,” imbuhnya.
"Tahun 2019 kami menemukan masalah penglihatan yang sangat penting bagi masa depan bangsa, yakni katarak kongenital pada anak-anak," ungkap Alex.