Menkes Sebut Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak Diproduksi di Dalam Negeri
Obat-obatan ini mengandung zat berbahaya seperti 'etilen glikol dan dietilen glikol' yang mampu merusak ginjal.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa obat sirup yang menyebabkan kematian pada 99 balita akibat gagal ginjal akut merupakan obat yang diproduksi di dalam negeri.
Perlu diketahui, obat-obatan ini mengandung zat berbahaya seperti 'etilen glikol dan dietilen glikol' yang mampu merusak ginjal.
"Yang kita lihat obat yang dikonsumsi (balita) yang meninggal itu diproduksi di sini," kata Budi Gunadi, kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: 11 Anak Gagal Ginjal Akut Dirawat di RSCM, Sejak Bulan Agustus Kasusnya Melonjak
Budi Gunadi menekankan bahwa sebenarnya kasus gagal ginjal akut pada balita ini sebelumnya pernah terjadi pula di negara lainnya.
Baru-baru ini, kasus gagal ginjal akut pada balita akibat konsumsi obat batuk sirup juga terjadi di Gambia, Afrika.
"Sebenarnya kasus ini terjadi di banyak negara lain, di India, China, segala macam, etilen glikol tu menyebabkan kematian di banyak negara," jelas Budi Gunadi.
Kasus kematian anak di Gambia turut mendapatkan sorotan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada 5 Oktober lalu, WHO mengeluarkan peringatan medis tentang empat produk di bawah standar 'yang gagal memenuhi standar kualitas atau spesifikasinya'.
Empat varian sirup obat batuk yang beredar di Gambia itu meliputi Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.
Obat-obatan ini diproduksi perusahaan farmasi Maiden Pharmaceuticals Limited yang berbasis di Haryana, India.