Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

KPCDI Desak Pemerintah Bangun Fasilitas Kesehatan Ginjal Pada Anak

Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan ginjal pada anak.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in KPCDI Desak Pemerintah Bangun Fasilitas Kesehatan Ginjal Pada Anak
ist
Ilustrasi ginjal 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mendesak pemerintah untuk membangun fasilitas kesehatan ginjal pada anak.

Apa lagi saat ini tengah terjadi lonjakan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

"Kita mendesak pemerintah agar segera membangun fasilitas kesehatan ginjal pada anak," tegas Petrus pada keterangannya, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak di Indonesia Tinggi, KPCDI Soroti Peran BPOM

Menurut Sekretaris Jenderal KPCDI Petrus Haryanto, beberapa fasilitas kesehatan ginjal yang perlu disediakan seperti mesin cuci darah untuk anak

"Karena memang saat ini terbatas jumlahnya. Makanya setelah terjadi kejadian ini yang membutuhkan cuci darah, kematian pada anak cukup tinggi karena fasilitasnya sangat minim dan sistem antrian yang panjang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan, kata Petrus harus meningkatkan kinerjanya agar kejadian ini tidak banyak memakan korban.

Kejadian ini sekaligus membuka tabir bahwa pemerintah selama ini melupakan sistem kesehatan ginjal.

Berita Rekomendasi

Tidak hanya bagi orang dewasa namun juga pada anak.

Baca juga: Bahaya Etilen Glikol dan Dietilen Glikol: Gagal Ginjal Akut, Iritasi Tenggorokan, Diare

Saat ini, fasilitas kesehatan ginjal di Indonesia cenderung sangat minim dan tidak merata.

Mulai dari fasilitas kesehatan, mesin dialisis, hingga tenaga kesehata.

Seperti perawat serta dokter ginjal dewasa dan anak yang hanya terpusat di Jawa dan Bali saja.

Perlu diketahui, jika seorang anak terdiagnosis gagal ginjal akut, maka ada dua metode terapi yang bisa digunakan.

Yaitu terapi konservatif dengan konsumsi obat-obatan dan dengan terapi cuci darah atau dialisis.

Sayangnya, pada poin kedua fasilitas kesehatan itu belum merata dengan baik di Indonesia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas