Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

ODGJ dan ODMK Rentan Terlibat Permasalahan Hukum, Ini Faktor Risiko yang Mereka Hadapi

Sayangnya, ODGJ dan ODMK yang terlibat dalam permasalahan hukum tidak mendapatkan pendampingan yang tepat. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in ODGJ dan ODMK Rentan Terlibat Permasalahan Hukum, Ini Faktor Risiko yang Mereka Hadapi
dailysignal.com
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) rentan terlibat permasalahan hukum. 

Sayangnya, ODGJ dan ODMK yang terlibat dalam permasalahan hukum tidak mendapatkan pendampingan yang tepat. 

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Psikiatri Forensik Dept.Psikiatri FKUI-RSCM Dr. dr. Natalia Widiasih, SpKJ(K), MPd.Ked mengungkapkan 

"ODGJ Seringkali ternyata terlibat dalam permasalahan hukum. Di lapangan masih ada tantangan dalam melakukan pendampingan," ungkapnya dalam virtual media gathering, Kamis (8/12/2022). 

Menurutnya ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko. Pertama, adanya keterbatasan akses dalam layanan kejiwaan yang optimal. 

Kedua, belum seragamnya pemahaman antara masyarakat dengan penegak hukum terkait ODGJ dan ODMK.

Baca juga: Pelaku Teridentifikasi ODGJ, Kasus Pemukulan Imam Masjid di Bekasi Berujung Damai

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, putusan yang dihasilkan pun bisa berbeda-beda.

"Termasuk dalam kaitan administrasi, sering kali berhadapan dengan permasalahan hukum. Seharusnya mendapatkan pendampingan dan dukungan, justru malah masuk tahanan," kata dr Natalia.

Selama di dalam tahanan ODGJ dan ODMK pun rentan mengalami masalah kejiwaan. dan tidak tertangani secara optimal. 

"Inilah (mengapa) dalam tahanan jadi ada masalah atau gangguan justru muncul, mungkin dari masalah yang sudah ada tapi tidak terdeteksi," paparnya lagi. 

Atau memang sudah ada masalah gangguan kejiwaan, tapi muncul persoalan baru ketika dimasukkan ketahanan. 

Ini dikarenakan mereka sulit untuk melakukan adaptasi pada lingkungan baru. 

Ia pun memberikan contoh, misalnya terjadi penusukan pada orang yang punya masalah kejiwaan seperti skizofrenia.

"Tapi dalam kondisi skizofrenia yang kacau, program rehabilitasi sosial yang dilakukan ditahanan jadi tidak optimal," terang dr Natalie.

Atau misalnya seseorang yang alami depresi, tidak ada semangat hidup dan pikiran dipenuhi hal negatif. 

Situasi ini tentunya menghambat proses pemulihan rehabilitasi sosial di tahanan sehingga hasil menjadi tidak optimal. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas