Orang Tua Wajib Tahu Gejala Diabetes pada Anak Agar Ditangani Sedini Mungkin
IDAI mengungkapkan angka diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dalam 13 tahun terakhir.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan angka diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat tiga belas tahun terakhir.
Melihat fenomena ini, orangtua perlu ketahui gejala diabetes pada anak sehingga bisa ditangani sedini mungkin.
Terkait gejala, nyatanya diabetes pada anak mempunyai ciri yang tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa.
Baca juga: Dokter Spesialis Anak Ungkap Cara Agar Buah Hati Terhindar Dari Diabetes
Hal ini diungkapkan oleh Health Communicator Kalbe Nutritionals, dr. Dewi Virdianti P dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk.
Pertama, gejala yang bisa dikenali adalah anak akan mudah haus dan jadi sering minum.
Kedua, anak sering lapar dan jika makan banyak, anak sulit naik berat badannya.
"Ini dikarenakan asupan gula tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh,” ungkapnya, Selasa (28/2/2023).
Ciri lain yang dapat terlihat dari anak ketika mengalami diabetes adalah anak terlihat lemas, karena makanan yang dimakan tidak dapat terbentuk menjadi energi.
Hal ini menyebabkan seolah-olah anak dengan diabetes mudah mengalami tantrum atau seperti mengalami gangguan.
Di saat bersamaan anak tidak dapat menjelaskan gejala-gejala yang membuat tubuhnya tidak nyaman.
Diabetes sendiri mempunyai dua jenis tipe.
Namun, tipe 1 yang paling sering dialami oleh anak-anak.
Diabetes tipe satu ini sering disebut sebagai Juvenile Diabetes.
Kemudian memasuki pubertas, jika pola hidup tidak sehat, bisa terjadi diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada anak usia di bawah 10 tahun.
"Penyebabnya, karena kerusakan sel pankreas yang menghasilkan hormon insulin, yang kita tahu bahwa insulin itu untuk mengatur gula,"papar dr Dewi lagi.
Memasuki usia 12 tahun atau masa-masa pubertas, jika pola hidup tidak sehat, maka akan terjadi diabetes tipe 2.
Hal ini karena adanya resistensi insulin.
"Insulinnya ada, tapi tidak dapat bekerja dengan baik sehingga terjadilah peningkatan kadar gula dalam darah dan terjadilah diabetes,” pungkasnya.