Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Komisi IX DPR Desak Kemenkes Periksa RSUD Subang yang Tolak Pasien Hamil hingga Meninggal Dunia

Kemenkes didesak segera memeriksa RSUD Subang terkait kasus penolakan pasien hamil yang berakhibat hilangnya nyawa ibu dan anak di RSUD Subang.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Komisi IX DPR Desak Kemenkes Periksa RSUD Subang yang Tolak Pasien Hamil hingga Meninggal Dunia
Istimewa
IGD RSUD Subang Jawa Barat. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher prihatin sekaligus geram, dengan penolakan terhadap pasien hamil yang berakibat hilangnya nyawa Ibu dan Anak di RSUD Subang. Menurutnya Kemenkes harus menindaklanjuti berita ini dengan segera memeriksa RSUD Subang 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher prihatin sekaligus geram, dengan penolakan terhadap pasien hamil yang berakibat hilangnya nyawa Ibu dan Anak di RSUD Subang

"Kemenkes harus menindaklanjuti berita ini dengan segera memeriksa RSUD Subang," kata Netty dalam keterangan yang diterima Rabu (8/3/2023).

Menurut Netty, hilangnya nyawa pasien Ibu dan bayi dalam kandungannya akibat tak ditangani segera adalah tragedi kemanusiaan yang harus menjadi perhatian berbagai pihak terkait. 

"Kasus semacam ini tak boleh dianggap enteng dan berlalu begitu saja. Seharusnya RS segera menangani pasien hamil yang kritis, bukan malah ditolak yang membuat mereka harus mencari RS lainnya," ucap Netty. 

Sebagaimana pengakuan dari suami korban, istrinya yang mau melahirkan ditolak masuk ke ruang PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif, Red) RSUD Subang untuk mendapatkan tindakan. 

Pasien ini ditolak dengan alasan pihak RSUD belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang dan ruang PONEK penuh. 

Penolakan ini membuat keluarga membawa korban menuju RS di Bandung dan meninggal dalam perjalanan. 

Berita Rekomendasi

"Jika alasan penolakan tersebut benar, maka sangat memprihatinkan. Apakah tidak ada kebijaksanaan dalam prosedural administrasi saat kondisi darurat? Seharusnya setiap pasien dalam keadaan kritis, apalagi Ibu hamil yang akan melahirkan, harus segera ditangani," ujar Netty. 

Oleh sebab itu, Netty meminta Kemenkes memeriksa kasus ini secara transparan dan jangan ditutup-tutupi.

 "Jika ditemukan adanya unsur kelalaian, maka pihak yang bertanggung jawab harus menerima hukuman sesuai aturan berlaku. Kasus ini harus menjadi pelajaran bagi siapa pun yamg berhadapan dengan nyawa pasien. Jangan sampai terulang lagi," ujarnya.

"Secara keseluruhan, sistem pelayanan kesehatan di RSUD Subang harus diperiksa dan dievaluasi agar tidak menjadi stigma sebagai RS dengan pelayanan buruk," tandasnya.

Juju Junaedi menunjukkan foto istrinya, Kurnaesih, semasa hidup. Kurnaesih meninggal dunia dalam perjalanan ke Bandung setelah ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Kabupaten Subang.
Juju Junaedi menunjukkan foto istrinya, Kurnaesih, semasa hidup. Kurnaesih meninggal dunia dalam perjalanan ke Bandung setelah ditolak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Kabupaten Subang. (TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN)

Kronologi Kejadian


Seorang ibu hamil bernama Kurnaesih (39) meninggal dunia setelah ditolak untuk dirawat di RSUD Ciereng Subang, Jawa Barat.

Setelah ditolak RSUD Subang, korban dilarikan ke salah satu rumah sakit di Bandung, namun korban meninggal dalam perjalanan.

Suami korban, Juju Junaedi mengatakan istrinya ditolak karena tidak ada rujukan dari pihak Puskesmas Tanjungsiang, Subang.

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (16/2/2023) sekira pukul 21.00 WIB, setelah korban sempat diperiksa seorang bidan desa dan bayi yang ada dalam kandungan korban dinyatakan sehat.

"Setelah diperiksa ke bidan, tiba-tiba istri saya mengalami muntah dan kejang-kejang."

"Sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk menggunakan ambulans puskesmas ke RSUD Subang, karena kondisinya memang semakin kritis," ungkapnya, Sabtu (4/3/2023).

Baca juga: Kasus Ibu Hamil Meninggal Dunia, Pemkab Subang Desak RSUD Subang Perbaiki Pola Rujukan

Diawal kedatangan ke RSUD Subang, korban sempat diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Namun saat akan masuk ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK), korban ditolak dengan alasan tidak ada rujukan dan ruang PONEK penuh.

"Saya akhirnya membawa istri menuju ke salah salah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberikan tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis."

"Tetapi sayang istri saya meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Rumah Sakit di Bandung," ujarnya.

Juju Junaedi merasa kecewa dengan pelayanan RSUD Subang yang sangat buruk dan membuat istrinya yang sudah hamil besar meninggal dunia.

"Pelayanan RSUD Subang ini memang terkenal buruk terhadap pasien, makanya warga Subang lebih memilih berobat ke Bandung dan Purwakarta ketimbang ke RSUD Subang," sambungnya.

Baca juga: Pernyataan RSUD Subang Terkait Kejadian Ibu Hamil Meninggal, Mengaku Berdosa dan Meminta Maaf

Ia berharap kematian istrinya menjadi pelajaran penting untuk RSUD Subang berbenah agar tidak ada lagi korban jiwa.

“Saya kapok membawa keluarga berobat lagi ke RSUD Subang. Kalaupun ada keluarga yang sakit saya lebih memilih rumah sakit yang lain asal tidak ke RSUD Subang."

"Cukup almarhumah istri saya yang mengalamin hal menyakitkan karena tidak dilayani oleh pihak rumah sakit, istri saya dan bayi dalam kandungannya meninggal dunia. Mudah-mudahan kejadian itu adalah yang terakhir dan cukup istri saya yang jadi korban, jangan ada korban-korban lainya," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ibu Hamil Meninggal setelah Ditolak RSUD Subang, Pemkab Subang Belum Berikan Sanksi ke Pihak RS,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas