Angka Kematian Ibu dan Bayi Meningkat, Berikut Upaya Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Komisi Data Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, mengungkapkan jika jumlah kematian Ibu dan bayi meningkat
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komisi Data Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, mengungkapkan jika jumlah kematian Ibu dan bayi meningkat sepanjang pandemi Covid-19.
Kematian ibu dan bayi Baru Lahir meningkat dari 87,9 per 100 ribu di tahun 2019.
Kemudian 97,6 per 100 ribu tahun 2020, dan 166,5 per 100 ribu tahun 2021.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Boy Abidin SpOG(K), kematian ibu dan bayi sebenarnya dapat dicegah.
Langkah awal adalah melakukan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas.
"Melakukan pemeriksaan kehamilan berkualitas. Tidak hanya kuantitas saja.
Kadang-kadang saya periksa hamil sering tapi tidak berkualitas," ungkapnya dalam acara konferensi pers dan talkshow peluncuran Anmum Lite di Jakarta Selatan, Kamis (9/3/2023).
Lantas bagaimana pemeriksaan yang berkualitas itu?
Menurut dr Boy, pemeriksaan yang berkualitas adalah selalu mengawasi 10T.
Rumus 10T itu sendiri adalah:
Timbang berat badan
Tekanan darah
Tentukan nilai status gizi
Tinggi puncak rahim
TT (pemberian imunisasi Tetanus Toksoid)
Tentukan denyut jantung
Tablet zat besi
Tes laboratorium
Tatalaksana kasus
Temu wicara atau konseling berbagai keluhan selama kehamilan dan persiapan kelahiran.
"Dengan 10T tercukupi, harapannya bisa dicegah terjadinya masalah-masalah yang merujuk pada ibu dan bayi. Jadi kualitas pemeriksaan kehamilan," paparnya lagi.
Lebih lanjut ia pun menganjurkan pada orangtua untuk melakukan Ultrasonografi medis (USG).
Pemerintah saat ini sudah menyebarkan USG ke setiap fasilitas layanan kesehatan.
Baca juga: Zat Gizi yang Harus Dipenuhi Agar Ibu Hamil dan Bayi dalam Kandungan Tetap Sehat
Melakukan USG bertujuan untuk mendeteksi kondisi bayi lebih awal.
Sehingga jika ditemukan kelainan bisa dilakukan antisipasi dan tidak sampai terlambat ini.
"Oh ini ternyata ada masalah pada ketubannya, ada masalah pada cairan ketubannya, tumbuh kembang bayinya, bisa terdeteksi. Memang paling lebih akurat dengan USG," pungkasnya.