Anak Sering Kejedot? Ketahui Tanda-tanda Kapan Harus Dibawa Ke Dokter
Balita umumnya adalah anak yang sangat aktif. Mereka senang bereksplorasi, suka berjalan dan berlari hingga tak jarang kepalanya kejedot.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak kecil khususnya bawah lima tahun (balita) sedang berada pada usia yang sangat aktif. Ada yang sedang belajar merangkak, berjalan hingga berlari.
Namun selama proses ini, anak terkadang sering kejedot di lantai atau dinding.
Hal itu tentu jadi pertanyaan, jika sering kali anak kejedot apakah dapat berdampak pada pertumbuhan anak?
Kapan orangtua harus datang ke rumah sakit?
Baca juga: Kasus Obesitas Balita Kenzi Diduga Faktor Kelainan Genetik
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Bedah Saraf Eka Hospital BSD & juga menjabat sebagai Kepala Departemen Bedah Saraf RSCM, Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS (K) beri tanggapan.
Menurutnya jika anak terbentur ringan, maka tidak mengapa.
Namun, kalau anak sering kejedot dari tempat yang agak tinggi, maka orangtua perlu waspada.
"Kalau sering tapi ringan tidak apa. Tapi kalau sering tapi jatuh dari tempat tidur satu meter ya harus hati-hati,"ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Kamis (16/3/2023).
Selain itu orangtua perlu mengetahui tanda-tanda bahaya usai kejedot.
"Tapi biasanya belajar jalan jatuh, biasa. Tapi kalau sampai jatuh dan ada gejala-gejala, maka harus hati-hati," tegasnya.
Beberapa gejala yang mesti diwaspadai seperti mengalami muntah usai kejedot.
Lalu anak sempat pingsan atau tidak sadarkan diri setelah kejedot.
"Itu artinya ada cedera otak walau tidak kelihatan walau sadar lagi itu harus hati-hati. Tidak boleh seirng-sering begitu," tegasnya.
Jika sudah ada tanda-tanda di atas, maka orangtua perlu segera membawa anak ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.
"Kalau terjadi beberapa gejala di atas harus segera diperiksa," pungkasnya.