Ibu Menyusui Ingin Berpuasa? Simak Saran Penting dari Dokter Laktasi
Menjadi tantangan tersendiri bagi ibu, khususnya ibu menyusui yang ingin berpuasa di Bulan Suci Ramadan. Sebab, butuh kiat dan strategi.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Konselor Laktasi dan Tumbuh Kembang Bayi dr. Ameetha Drupadi, CIMI memberikan saran dan masukan bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa.
Menjadi tantangan tersendiri bagi ibu, khususnya ibu menyusui yang ingin berpuasa di Bulan Suci Ramadan.
Sebab dibutuhkan kiat, strategi, serta kesiapan tersendiri bagi ibu menyusui dalam menjalani ibadah puasa.
Dokter Ameetha mengatakan penting pengaturan makanan bagi ibu hamil dan ibu menyusui yang ingin menjalankan ibadah puasa.
"Pengaturan makanan bagi ibu hamil dan menyusui bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan dan menyusui, menjaga kesehatan janin, dan meningkatkan produksi ASI," ujar dr. Ameetha pada Media Talk terkait Panduan Puasa Bagi Ibu Hamil, Menyusui, dan Anak-Anak, yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) secara virtual, Jumat (24/3/2023).
Di dalam Islam, ada keringanan berpuasa di Bulan Suci Ramadan bagi ibu hamil dan menyusui.
Baca juga: Ibu Menyusui Minum Air Dingin, Benarkah ASI-nya Bikin Bayi Sakit? Ini Kata Ahli Gizi
Ibu hamil dan menyusui boleh tidak berpuasa, alasan utamanya demi keselamatan dan kesehatan janin atau anak yang baru dilahirkan.
"Jadi seorang ibu yang khawatir jika puasanya dapat mengurangi kandungan ASI dan membahayakan anak, maka ibu boleh berbuka (tidak puasa) dan harus membayar hutang puasa di bulan lainnya, sebagaimana diterangkan dalam Al-Baqoroh: 185, atau membayar fidyah dengan memberi makan," ungkapnya.
Keringan tidak berpuasa bagi ibu menyusui diutamakan bagi ibu yang memiliki bayi di bawah usia 6 bulan.
Sebab saat itu bayi hanya membutuhkan Air Susu Ibu (ASI), atau ASI eksklusif.
Namun dr Ameetha menyarankan, bagi ibu hamil dan menyusui yang merasa sanggup berpuasa harus memastikan asupan makanan dan cairan terpenuhi dalam satu hari.
Asupan gizi bagi ibu hamil dan menyusui saat berpuasa harus sama.
"Jika sebelum berpuasa ada makan pagi, siang, sore/malam. Kita ganti ke makan saat buka puasa, makan malam dan sahur. Artinya makan saat sebelum puasa dan setelah puasa harus sama asupannya," ujarnya.
Dokter Ameetha mengatakan pola makan ibu menyusui sudah naik sejak hamil, yakni sebesar 2600 hingga 2800 kilo kalori (kkl).
Kalori ini berfungsi untuk membentuk Air Susu Ibu (ASI).
Pada saat menyusui, kebutuhan protein bagi ibu juga harus tinggi, begitu pula kebutuhan lemak dan zat besi untuk menghasilkan ASI yang berkualitas.
"Jadi pada saat menyusui ibu harus cukup makan yang bernutrisi agar menghasilkan ASI yang berkualitas," ujarnya.
Ia juga menyarankan agar ibu hamil maupun ibu menyusui yang ingin menjalankan ibadah puasa berkonsultasi ke dokter, untuk memastikan keamanan ibu dan bayi.
"Kalau ternyata berat badan janin atau bayi masih kurang atau ada masalah, ini tentu harus dibawah pengawasan dokter, disarankan untuk mengambil keringanan untuk tidak berpuasa," ujarnya.