Bedaknya Dinilai Picu Kanker, Ini Alasan Johnson & Johnson Tawarkan 8,9 Miliar Dolar AS
Ribuan orang itu mengklaim bahwa bedak Johnson & Johnson menjadi penyebab mereka menderita kanker.Johnson & Johnson setuju untuk membayar ribuan dolar
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Raksasa farmasi Johnson & Johnson minggu lalu setuju untuk membayar 8,9 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sebagai penyelesaian kepada ribuan orang yang telah mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan tersebut.
Ribuan orang itu mengklaim bahwa bedak Johnson & Johnson menjadi penyebab mereka menderita kanker.
Baca juga: Bedak Bayi Johnson & Johnson Terbukti Picu Kanker, Ini Penjelasan Spesialis Onkologi
Tawaran yang belum disetujui oleh pengadilan itu mencapai angka lebih dari empat kali lipat dari penyelesaian 2 miliar dolar AS yang sebelumnya telah ditawarkan Johnson & Johnson.
Lalu mengapa Johnson & Johnson menawarkan penyelesaian ini?
Dengan lebih dari 38.000 tuntutan hukum tertunda terhadap perusahaan terkait produk bedak bayi yang menggunakan jenis bubuk, penawaran penyelesaian ini akan menyelesaikan semua klaim saat ini dan masa depan terhadap produk ini, jika disetujui oleh pengadilan.
Penyelesaian yang diusulkan sebesar 8,9 miliar dolar AS itu akan dibayarkan selama 25 tahun melalui anak perusahaan Johnson & Johnson, yakni LTL Management.
Baca juga: Kasus Produk Bedak Pemicu Kanker, Johnson & Johnson Setuju Bayar Klaim 8,9 Miliar Dolar AS
Namun perusahaan yang didirikan pada 2021 itu kemudian mengajukan kebangkrutan untuk melindungi perusahaan induk dari litigasi terkait produk bedaknya.
Agar kesepakatan ini menjadi final, maka angka itu harus diterima oleh pengadilan.
Sementara itu, pengajuan kebangkrutan sebelumnya yang telah ditawarkan sebesar 2 miliar dolar AS kepada penggugat, telah dibatalkan oleh pengadilan banding AS.
Terlepas dari tawaran penyelesaian ini, perusahaan telah menyatakan bahwa produknya aman dan tidak menyebabkan kanker.
Dikutip dari laman The Indian Times, Selasa (11/4/2023), perusahaan sebelumnya mengatakan akan menghentikan pengaturan produk berbasis bedak di AS pada 2020.
Johnson & Johnson pun mengaku akan beralih ke produk berbasis pati jagung di seluruh dunia mulai 2023 dan seterusnya.
Namun saat mengumumkan keputusan tersebut, perusahaan tentu saja mempertahankan profil keamanan produknya.