Obesitas Dialami 1 dari 3 Orang Dewasa Di Indonesia, Penting Selektif Konsumsi Minuman Pelangsing
Perut buncit, sembelit hingga kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang kerap dialami banyak orang.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada sederet masalah kesehatan yang tidak hanya mempengaruhi bentuk tubuh mereka yang mengalaminya, namun juga tingkat kepercayaan dirinya.
Perut buncit, sembelit hingga kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang kerap dialami banyak orang.
Sejumlah peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami obesitas menghadapi risiko lebih tinggi untuk semua penyebab kematian, termasuk masalah pernafasan, kanker hingga penyakit jantung.
Bahkan sejak 2018, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menunjukan kekhawatirannya pada jumlah kasus obesitas di tanah air yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kemenkes juga mengungkapkan bahwa 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, dan 1 dari 5 anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami penyakit ini.
Untuk mengatasi masalah kegemukan, banyak orang mencari cara untuk bisa menurunkan berat badan.
Selain melalui cara olahraga dan menjalani diet sehat, beberapa orang turut memilih untuk mengkonsumsi minuman penurun berat badan sebagai langkah alternatif.
Perlu diketahui, minuman penurun berat badan banyak dipilih karena cara konsumsinya yang mudah serta memiliki rasa yang lezat.
Ini menjadi alternatif bagi orang yang mengalami masalah kegemukan namun ingin mengurangi berat badan tanpa cara yang 'menyiksa'.
Terlebih kini banyak produsen berlomba untuk menciptakan minuman penurun berat badan yang dapat membantu mengatasi masalah perut buncit dan meningkatkan penampilan tentunya.
Owner Sofybe, Jessica Thamrin mengatakan bahwa pihaknya berupaya menjawab kebutuhan terhadap produk pelangsing.
"Kami menghadirkan Sofybe yang bisa membantu mengatasi perut buncit, badan yang tidak proporsional," kata Jessica, dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (11/4/2023).
Baca juga: IDAI Ungkap Sekitar 40 Persen Orang di Jakarta Itu Buncit
Penurunan berat badan yang baik tentu harus diimbangi pula dengan kesehatan tubuh yang meningkat serta minimnya keluhan mengenai kesehatan.
Terlebih, orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan orang yang memiliki berat badan normal.
Jessica juga menambahkan bahwa produknya ini tidak hanya sekadar menurunkan berat badan saja, namun juga mengatasi masalah kesehatan.
"Produk kami juga membantu mengurangi kolesterol, mengatasi sembelit, detoks dan membantu menurunkan berat badan pastinya," papar Jessica.
Ia menekankan bahwa orang dengan kondisi obesitas memang rentan mengalami penyakit termasuk kolesterol.
Ini karena tubuh yang kelebihan lemak cenderung memproduksi lebih banyak kolesterol, terutama jenis kolesterol jahat (LDL) yang dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu terjadinya plak.
Namun, mengatasi kegemukan melalui penggunaan produk minuman penurun berat badan tentu harus dipastikan terlebih dahulu keamanannya.
Baca juga: Puasa di Bulan Ramadan, Kok Berat Badan Naik? Ini Penjelasannya
Sehingga penurunan berat badan dapat berdampak positif pada penampilan dan kesehatan, bukan sebaliknya.