Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gangguan Pendengaran Bisa Dialami Segala Usia, Bukan Cuma Lansia

Gangguan pendengaran dibagi jadi tiga kelompok, yakni gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural, gangguan campuran keduanya.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Gangguan Pendengaran Bisa Dialami Segala Usia, Bukan Cuma Lansia
pixabay/EddieKphoto
Ilustrasi lansia 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya para lanjut usia atau lansia yang memiliki risiko gangguan pendengaran.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis THT- Bedah Kepala dan leher konsultan Otologi dr Rangga Rayendra Saleh Sp THTBKL, Subsp. Oto. (K)

"Walau sebagian besar orang lansia mengalami gangguan pendengaran. Namun orang yang mengalami gangguan pendengaran bisa dialami mulai usia anak, dewasa hingga lansia," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah, Sabtu (22/4/2023).

Gangguan pendengaran bisa dibagi menjadi tiga kelompok.

Baca juga: 60 Persen Gangguan Pendengaran Disebabkan Sesuatu yang Bisa Dicegah

Pertama, gangguan pendengaran konduktif atau antaran suara.

Kemudian kedua gangguan pendengaran sensorineural atau gangguan syaraf.

Berita Rekomendasi

Ketiga campuran dari keduanya itu.

"Pada anak mau pun dewasa yang lebih sering terjadi gangguan pendengaran konduktif," paparnya lagi.

Lebih lanjut ia pun menjelaskan hal-hal yang menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.

Pertama adalah kelainan-kelainan di telinga bagian luar.

Seperti adanya kotoran yang menumpuk pada liang telinga, sehingga terjadi gangguan hantaran suara pada liang telinga.

Kedua adalah adanya infeksi pada liang telinga.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan pendengaran konduktif adalah kelainan di telinga tengah.

Misalnya terjadi adalah infeksi pada telinga tengah.

Lalu terjadi penumpukan cairan di rongga telinga tengah.

"Selain telinga itu sendiri, gangguan pendengaran konduktif juga dapat diakibatkan kelainan di organ lain," kata dr Rangga.

Di antaranya seperti hidung yaitu dengan kondisi rhinitis alergi atau sunisitis.

Selanjutnya, gangguan pendengaran sensorineural bisa terjadi ketika ada kerusakan di telinga bagian dalam.

Bisa juga disebabkan gangguan pada jalur saraf antar telinga bagian dalam dan otak.

"Selain itu, bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan seperti antibiotik atau kemoterapi yang bisa merusak syaraf pendengaran," urainya.

Gangguan sensorineural bisa pula karena penurunan fungsi pendengaran akibat fungsi degeneratif.

Pada lansia, memang terjadi proses degenerasi yang menyebabkan rusaknya koklea atau rumah siput tempat syaraf-syaraf pendengaran.

"Juga dapat terjadi akibat kelainan genetik atau bawaan atau trauma yang cukup keras pada kepala. Sehingga terjadi getaran pada koklea dan menyebabkan kerusakan," katanya lagi.

Ketiga, gangguan pendengaran campuran bisa dikarenakan kombinasi dari kelainan telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas