Kasus HIV dan Sifilis di Indonesia Meningkat Drastis, Ibu Rumah Tangga Banyak Terinfeksi HIV
Kementerian Kesehatan memaparkan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen.
Editor: Johnson Simanjuntak
Syahril membeberkan presentase pengobatan pada pasien sifilis masih rendah. Pasien ibu hamil dengan sifilis yang diobati hanya berkisar 40 persen pasien.
Sisanya, sekitar 60 persen tidak mendapatkan pengobatan dan berpotensi menularkan dan menimbulkan cacat pada anak yang dilahirkan.
Menurut Syahril, rendahnya pengobatan dikarenakan adanya stigma dan unsur malu.
"Setiap tahunnya, dari lima juta kehamilan, hanya sebanyak 25 persen ibu hamil yang di skrining sifilis. Dari 1,2 juta ibu hamil sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis,” papar Syahril.
Dr Syahril mengimbau pasangan yang sudah menikah agar setia dengan pasangannya untuk menghindari seks yang beresiko. Bagi yang belum menikah agar menggunakan pengaman untuk menghindari hal-hal yang dapat beresiko untuk kesehatan dan pertumbuhan mental.
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi peningkatan kasus infeksi menular seks sifilis terjadi karena kebiasaan aktivitas seksual.
Menurutnya, infeksi menular seks (IMS) menyebar dengan cepat melalui jaringan seksual dengan banyaknya pasangan seksual.
Pelanggan seringkali menularkan pekerja seks yang kemudian dapat menularkan infeksi ke pelanggan yang lain dan juga pasangannya. 'Kelompok jembatan' laki-laki ini juga menularkan IMS ke pasangan seksual mereka yang lain.
Baca juga: Kemenkes: Sifilis Tingkatkan Risiko Tertular HIV 300 Kali Lipat
"Wanita berisiko rendah yang mendapatkan IMS dari pasangan tetap dapat menularkan infeksi ke bayi baru lahir selama kehamilan," ujar dia.
Berikut beberapa faktor risiko sifilis
1. Hubungan seks berisiko tanpa kondom
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan
3. Pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis
Adapun cara pencegahan perlu dilakukan untuk menurunkan risiko penularan: Pertama, Abstain. Satu-satunya cara pasti untuk menghindari sifilis adalah dengan menghindari (tidak) berhubungan seks.
Berikutnya, menghindari gonta ganti pasangan seksual. Ketiga, Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko tertular sifilis, tetapi hanya jika kondom menutupi luka sifilis.
"Hindari narkoba. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain dapat mendorong anda pada praktik seksual yang tidak aman," ujarnya.
Kelima, lanjut dokter Imran jika tes menunjukkan terinfeksi sifilis, beri tahu pasangan seks. Dengan begitu, pasangan dapat melakukan tes untuk mendeteksi penularan sehingga bisa mendapatkan pengobatan lebih awal. Kementerian Kesehatan juga membuka akses layanan IMS hingga ke perifer.
Baca juga: Kemenkes: Setiap Tahun Ada 5.100 Ibu Rumah Tangga di Indonesia Terkena HIV
Pengobatan program IMS sudah merambah hingga puskesmas terjauh di Indonesia dan Kementerian Kesehatan sudah dan mengintensifikasi melakukan pelatihan untuk IMS dan juga layanan HIV.
Pada semua ibu hamil di lakukan skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B, disebut dengan program triple eliminasi. Penemuan serta pengobatan kasus dini sehingga menurunkan angka kesakitan dan penularan.
"Alat diagnosis sifilis juga tersedia di fasyankes berikut untuk pengobatannya," kata Dokter Imran. (Tribun Network/rin/wly)