Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bukan Nikotin, TAR Disebut Sebagai Pemicu Utama Penyakit Terkait Merokok

nikotin juga ditemukan pada tanaman seperti kentang, kentang, terong, dan tomat dengan konsentrasi yang lebih rendah.

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bukan Nikotin, TAR Disebut Sebagai Pemicu Utama Penyakit Terkait Merokok
IMPERIAL COLLEGE
Ilustrasi. Mengacu pada data National Cancer Institute Amerika Serikat, ada sekitar 7 ribu senyawa kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada beragam bahan kimia pada rokok. Namun, dua bahan kimia yang paling banyak dikenal oleh masyarakat umum adalah nikotin dan TAR (Total Aerosol Residue).

Selama ini, banyak informasi keliru yang berkembang luas di masyarakat yang mengira nikotin memiliki bahaya yang sama dengan TAR. Lantas, manakah sebenarnya yang lebih berbahaya?

Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Mohammad Khotib, menjelaskan nikotin secara alami terdapat pada tembakau.

Baca juga: Mana yang Lebih Berbahaya Nikotin atau TAR? Ini kata Peneliti

Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Selain tembakau, nikotin juga ditemukan pada tanaman seperti kentang, kentang, terong, dan tomat dengan konsentrasi yang lebih rendah.

“Nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin cenderung membuat adiksi sehingga menimbulkan ketergantungan,” ujar Khotib kepada wartawan, Senin (15/5/2023).

Lalu bagaimana dengan TAR? Khotib menjelaskan, berbeda dengan nikotin, TAR muncul karena proses pembakaran tembakau. TAR menjadi senyawa kimia yang paling berbahaya bagi perokok karena bersifat karsinogenik.

“Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, TAR dapat menyebabkan kanker,” katanya.

Berita Rekomendasi

Mengacu pada data National Cancer Institute Amerika Serikat, ada sekitar 7 ribu senyawa kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR.

Senyawa yang bersifat karsinogenik tersebut dapat memicu kanker dan meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok.

“Asap rokok adalah komponen yang berbahaya dalam aktivitas merokok karena mengandung senyawa kimia yang sifatnya karsinogenik, seperti TAR,” jelas Khotib.

Sebagai antisipasi dan upaya pengurangan bahaya, Khotib menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok sebagai upaya mengurangi paparan TAR.

Jika sulit berhenti, maka dapat beralih ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin.

Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan vape, keduanya menerapkan sistem pemanasan yang dapat mengurangi risiko dari paparan komponen kimia.

“Berdasarkan penelitian, filter 0,45 mikron yang ditempatkan pada produk tembakau yang dipanaskan tetap bersih. Sedangkan filter 0,45 mikron pada rokok berubah menjadi hitam. Artinya produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok untuk mengurangi risiko kesehatan,” terangnya.

Meski profil risikonya lebih rendah, Khotib menegaskan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko. Untuk itu, produk tersebut tidak ditujukan bagi non-perokok, perempuan hamil dan menyusui, maupun anak-anak.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas