Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Tiga Faktor Utama Berkontribusi Picu Obesitas pada Anak, Orang Tua Harus Tahu!

Obesitas memicu berbagai penyakit sindrom metabolik di masa mendatang. Karena itu perlu diwaspadai.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Tiga Faktor Utama Berkontribusi Picu Obesitas pada Anak, Orang Tua Harus Tahu!
UCLA
Ilustrasi obesitas 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak mengalami obesitas perlu diwaspadai, karena dapat memicu berbagai penyakit sindrom metabolik di masa mendatang.

Di antaranya seperti diabetes, hipertensi, jantung, stroke dan sebagainya. 

Menurut Dokter ahli gizi masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, setidaknya ada tiga faktor utama yang berkontribusi picu obesitas.

Pertama, memang ada problem penyakit pada anak-anak dan ini harus jadi perhatian dari dokter spesialis anak. 

Tidak semua anak punya penyebab kegemukan yang sama. 

Baca juga: Ternyata Ini yang Bisa Membuat Anak Alami Obesitas

"Anak ini menderita gangguan metabolik. Jadi sekali lagi kita tidak boleh ngejulid anak gemuk, tidak selalu karena orangtua. Bisa karena ada gangguan secara internal karena tubuhnya," ungkapnya pada acara Vodcast : Waktu Indonesia Berencana (WIB) pada kanal YouTube BKKBN Official, Senin (22/5/2023).

Berita Rekomendasi

Faktor kedua adalah yang lumayan berpengaruh adalah karena anak salah asupan

"Kenapa salah asupan? Kembali lagi tentang bagaimana pengetahuan orangtua masalah makanan," tegas dr Tan. 

Jika orangtua memberikan makanan yang praktis tanpa paham asupan nutrisi anak, tentu urusan menjadi panjang.

Ketiga, kurangnya pemahaman orangtua terhadap pola asuh dan mencukupi nutrisi tumbuh kembang anak. 

Sebagian orangtua terkadang tidak menyadari jika terkadang makanan utama anak tergeser dengan jajanan. 

"Kalau misalnya ternyata anaknya disiplin makan tidak beres, terlalu banyak jajan. Barangkali itu musti dibenahi. Kalau anak gak jajan, gak mau makan nasi dan lauk di rumah. Yuk lihat lagi pola asuhnya," himbau dr Tan. 

Jika anak tidak ingin konsumsi makanan utama, orangtua dianjurkan untuk tidak terburu-buru memberikan makanan cepat saji atau dalam bentuk kemasan. 

Mungkin anak ini tidak mau makan bukan karena makanannya. 

"Bisa saja karena tidak punya kawan. Jadi makan tanpa kawan. Buktinya kalau anak makan rame-rame, dia lahap," kata dr Tan menambahkan.

Jadi sekali lagi, ia mengingatkan jika tumbuh kembang anak bukan masalah mudah.

Ada multifaktor yang perlu diperhatikan oleh orangtua. 

"Mari kita pilah sama-sama. Sekali lagi, ada dari faktor genetik, dari apa yang dia makan, dan tentu saja dari pola asuh," pungkas dr Tan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas