Terapi Robotik Ini Bisa Membantu Proses Rehabilitasi Pasien Cedera dan Lansia
Teknologi robotic, kata dia, tidak hanya berdampak pada perbaikan motorik s juga kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi anggota gerak pasien
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia teraphy Rehab Medic di kawasan Asia Tenggara kini terus berinovasi, satubdi antaranya melalui munculnya alat robotic rehabilitasi medik.
Salah satu rumah sakit di Jakarta, RS Grha Kedoya (RSGK) pun memperkenalkan alat yang disebut Lexo dan Diego ini dalam pembukaan unit Advanced Medical Rehabilitation.
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RS Grha Kedoya, dr. Ivan Adipurna Chandra, Sp.KFR, FIPM, FNR, AIFO-K., mengatakan bahwa robot ini memberikan hasil yang lebih terukur.
Sehingga Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi akan lebih mudah melakukan, monitoring hingga evaluasi pada pasien.
Baca juga: Dokter Sebut Faktor Gaya Hidup Pasien Kutil Kelamin Pengaruhi Tingkat Kekambuhan dan Kesembuhan
Teknologi robotic, kata dia, tidak hanya berdampak pada perbaikan motorik secara global saja.
Namun juga kekuatan otot, keseimbangan dan koordinasi anggota gerak pasien pasca stroke, serta pasien dengan cedera medula spinalis, cedera otak, cedera saraf perifer, parkinson dan pasca patah tulang.
"Teknologi robotik kini telah dimanfaatkan secara luas untuk membantu berbagai lini kehidupan. Terapi robotik dinilai mampu mendukung proses rehabilitasi pasien menjadi lebih efektif dan menyenangkan serta fokus pada keamanan pasien," kata dr. Ivan, dalam Grand Launching Robotic Rehabilitation di RS GRHA Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (24/5/2023).
dr. Ivan menekankan bahwa terapi robotik dapat melatih pasien dengan gerakan yang konsisten dan mempercepat kesembuhan pasien serta mampu melakukan repetisi gerakan secara baik, sehingga melatih pasien bergerak secara lebih efektif.
Namun sebelum melakukan terapi ini, pasien perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
"Konsultasi dengan dokter perlu dilakukan untuk mengetahui jenis rehabilitasi yang efektif membantu kesembuhan penyintas pasien pasca stroke dan juga pasien dengan cedera medula spinalis, cedera otak, cedera saraf perifer, parkinson dan pasca patah tulang, dan bagi pasien yang mengalami gangguan keseimbangan atau kelemahan otot lainnya," papar dr. Ivan.
Sementara itu Hospital Director RS Grha Kedoya, dr. Henry Andrean, MHS (HA)., MARS., menjelaskan bahwa Advanced Medical Rehabilitation ini menjadi salah satu transformasi layanan yang berbasis teknologi.
"Perbedaannya dengan terapi konvensional adalah tingkat evaluasi pasien lebih terukur ketika Dokter Spesialis kedokteran Fisik dan Rehabilitasi melakukan monitoring pasien," kata dr. Henry.
Baca juga: Review Yeedi Floor 3 Station, Robot Vacuum Mop yang Mampu Bersihkan Alat Pelnya Sendiri
President Director RS GRHA Kedoya, Dr. Med. Liem Kian Hong, Sp.B., mengatakan bahwa kelompok lanjut usia juga rentan mengalami gangguang anggota gerak.
Karena umumnya, para lansia ini menghadapi penyaki stroke yang tentunya membuat mereka tidak bisa bergerak.
Mirisnya, kurva lansia yang menderita stroke ini terus mengalami peningkatan.
"Nah pasien-pasien yang sudah lanjut usia (lansia) tentu diikuti dengan penyakit (yang biasanya diderita) lanjut usia (lansia) yaitu stroke yang memang kurvanya itu selalu meningkat," jelas De. Liem.
Oleh karena itu, ia berharap alat ini dapat membantu para pasien dalam memperoleh semangat hidupnya kembali melalui terapi menggunakan robot.
"Dengan kehadiran alat ini, tentu ajak sangat membantu untuk para pasien, katakanlah berdiir kembali, bergerak kembali, karena tenaga kesehatan itu makin hari makin langka, yang membutuhkan makin banyak," pungkas Dr. Liem.