Mengenal ADHD: Pengertian, Penyebab, Gejala dan Diagnosa
ADHD (Attention Deficit / Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan neuropsikiatri yang mempengaruhi cara kerja otak.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - ADHD (Attention Deficit / Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan neuropsikiatri yang mempengaruhi cara kerja otak.
Dikutip dari ugm.ac.id, anak ADHD ditandai oleh gangguan memusatkan perhatian, hiperaktivitas motoric dan impulsivitas yang kronis.
Meskipun telah dilakukan riset selama lebih dari 40 tahun, penyebab pasti dan patofisiologi ADHD belum diketahui.
Tidak satupun faktor yang bisa dikatakan sebagai penyebab tunggal, maka ADHD dipahami sebagai suatu keadaan proses perkembangan otak yang kompleks.
Biasanya faktor umum penyebab ADHD adalah genetic, prenatal dan perinatal, proses kimia di otak, stressor psikososial dalam keluarga dan lingkungan, struktur otak dan abnormalitas fungsi otak.
Baca juga: 6 Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Mental: Dapat Mencegah Gejala Depresi
Gejala ADHD
Dikutip dari Clevelandclinic, gejala ADHD pada anak-anak setidaknya enam dari sembilan perilaku berikut:
1. Kesulitan memperhatikan detail atau membuat kesalahan yang ceroboh.
2. Masalah tetap fokus pada tugas dan kegiatan.
3. Kesulitan mendengarkan dengan baik, melamun atau tampak terganggu.
4. Masalah dengan mengikuti instruksi dan/atau menyelesaikan tugas.
5. Kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.
6. Menghindari atau tidak menyukai tugas yang membutuhkan usaha mental terus menerus.
7. Sering kehilangan barang.
8. Mudah terganggu oleh rangsangan dari luar.
9. Pelupa dalam aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Tips dari Dokter Kandungan Bagaimana Menghilangkan Rasa Takut dan Cemas Jelang Melahirkan
Sementara itu, orang dengan tipe hiperaktif/impulsif menunjukkan gejala ADHD setidaknya enam dari sembilan perilaku berikut:
1. Gelisah dengan atau mengetuk tangan atau kaki atau sering menggeliat.
2. Meninggalkan tempat duduk mereka saat tetap duduk diharapkan.
3. Berlari atau memanjat saat tidak tepat.
4. Kesulitan bermain atau melakukan aktivitas santai dengan tenang.
5. Selalu tampak "bergerak" atau "digerakkan oleh motor".
6. Terlalu banyak bicara.
7. Mengatakan jawaban sebelum pertanyaan selesai.
8. Sering kesulitan menunggu giliran mereka.
9. Sering menyela atau mengganggu percakapan atau permainan orang lain.
Diagnosa ADHD
Dikutip dari unair.ac.id, ADHD sendiri dapat dikatakan sulit didiagnosa dengan pasti dikarenakan tidak adanya biomarker khusus untuk memastikannya.
Pasien dengan gejala ADHD dan depresi tidak bisa ditangani sendiri, perlu perhatian khusus dari psikiater agar bisa mendiagnosa secara tepat dan objektif.
(Tribunnews.com, Widya)