Kontribusi Sampah Plastik dalam Penyebaran Penyakit DBD hingga Leptospirosis
Keberadaan sampah plastik sudah seharusnya jadi fokus utama karena dapat timbulkan beragam penyakit.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, persoalan sampah plastik masih jadi sorotan utama.
Keberadaan sampah plastik sudah seharusnya jadi fokus utama karena dapat timbulkan beragam penyakit.
Demam Berdarah Dangue (DBD) hingga leptospirosis bisa muncul karena keberadaan sampah plastik.
Hal ini diungkapkan oleh Yeyen Anggraeni, A.Md.K.L dari RSPI Sulianti Saroso.
Penyakit ini bisa ditimbulkan dari limbah plastik yang tercemar di lautan, sungai atau saluran air dekat rumah.
Pencemaran limbah plastik pada saluran air muncul karena tidak dikelola dengan baik.
"Nanti bakal mengambang atau tergenang di tanah yang memunculkan genangan air.
Kemudian masuk ke selokan air hingga tersebumbat dan bisa menyebabkan banjir," urainya pada siaran Radio Kesehatan, Rabu (7/6/2023).
Dari situasi ini lah muncul nyamuk yang bisa menyebabkan DBD.
Baca juga: Pegadaian Gandeng Plustik Daur Ulang 1 Ton Sampah Plastik
Lingkungan yang kotor dapat mendorong munculnya tikus-tikus di sekitar saluran air.
Tikus sendiri menjadi hewan penular penyakir leptospirosis yang dapat ditularkan melalui kencing tikus.
Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan.
"Tikus memang senang ditumpukan sampah," kata Yeyen lagi.
Dua penyakit ini menjadi salah satu yang muncul jika pengelolaan limbah plastik tidak kelola dengan baik.