Sebanyak 98 Persen Ibu yang Beri ASI Mengalami Pembengkakan Payudara Saat Menyusui
Pembengkakan yang terjadi merupakan gejala Mastitis atau infeksi payudara akibat peradangan pada jaringan payudara
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
![Sebanyak 98 Persen Ibu yang Beri ASI Mengalami Pembengkakan Payudara Saat Menyusui](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-asi_20180420_093659.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyusui buah hati merupakan momen yang sangat didambakan banyak ibu di dunia, termasuk di Indonesia.
Karena fase ini membuat para wanita merasa menjadi ibu seutuhnya lantaran dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya.
Namun saat menjalani masa menyusui ini, ternyata banyak perubahan yang dapat terjadi pada ibu, satu di antaranya adalah perubahan payudara dan produksi ASI.
Kondisi yang paling sering ditemui adalah mulai dari sedikitnya ASI yang keluar, ASI keluar namun tidak lancar, bahkan ASI tidak keluar sama sekali hingga payudara mengalami pembengkakan.
Tentunya diperlukan penjelasan yang benar dan penanganan yang lebih baik agar ibu dapat terus memberikan ASI kepada buah hati karena ASI memiliki kandungan nutrisi terlengkap untuk bayi hingga usia 6 bulan.
Konsuler Menyusui Fenucaps Indonesia, Hanna mengatakan bahwa pembengkakan yang terjadi merupakan gejala Mastitis atau infeksi payudara akibat peradangan pada jaringan payudara.
Baca juga: Tahapan Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Bayi Usia 6 Bulan, 6-9 Bulan, hingga 12-24 Bulan
Kondisi itu umumnya terjadi pada ibu menyusui, terutama pada 6 hingga 12 minggu pertama setelah melahirkan.
"Sebanyak 98 persen ibu menyusui mengalami pembengkakan saat awal menyusui," kata Hanna kepada wartawan, Jumat (9/6/2023).
Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya pembengkakan, mulai dari ibu mengalami kelelahan pasca persalinan, stres atau kekurangan zat besi.
Selain itu, pembengkakan juga dapat dipicu oleh produksi ASI yang jauh melebihi jumlah yang diminum oleh bayi, atau ibu tidak memerah air susu saat tidak menyusui bayi pada waktunya.
Faktor lainnya juga bisa disebabkan payudara yang tertekan karena posisi tidur yang salah, lalu salah memakai ukuran bra hingga kebiasaan memakai pakaian yang terlalu ketat.
Hanna menuturkan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat dilakukan pemijatan pada payudara, memerah payudara menggunakan alat perah ASI atau pumping device, mengompres payudara menggunakan handuk hangat saat menyusui.
Jika payudara terasa sangat sakit dan bengkak, kata dia, maka ibu dapat memerah ASI dengan tangan agar ASI keluar dari payudara dan susui bayi sesering mungkin agar ASI mengalir lebih lancar.
Mengatasi kondisi ini juga dapat dibantu dengan konsumsi produk pelancar ASI dengan dosis yang tepat.
Hanna menjelaskan bahwa saat payudara sedang tersumbat, dengan ciri-ciri seperti payudara bengkak, ASI tiba-tiba tidak keluar atau menurun, bahkan pada beberapa ibu mengalami demam, maka disarankan sebaiknya segala jenis 'ASI booster' dihentikan terlebih dahulu.
Lalu apa perbedaan ASI booster dan pelancar ASI ?
ASI booster (galactagogue) merupakan zat yang dapat menambah pasokan ASI seperti fenugreek, jahe, kunyit, daun kelor hingga daun katuk.
Sedangkan pelancar ASI adalah zat yang dapat membantu melancarkan sumbatan ASI yang ada dalam saluran atau dinding payudara akibat penumpukan lemak dari ASI.
Saat payudara sedang tersumbat, disarankan untuk mengkonsumsi pelancar ASI, bukan ASI booster.
Baca juga: Kepala BKKBN Ingatkan ASI Ekslusif Bisa Cegah Stunting, Begini Penjelasannya
Karena ASI booster justru dapat menimbulkan efek lebih parah pada pembengkakan payudara , karena air susu yang diproduksi makin banyak, sementara air saluran ASI belum lancar.
"Kalau minum ASI booster terus, tapi tidak melancarkan ASI, tidak mengalirkan ASI yang tersumbat, maka akhirnya payudara terus menggembung dan membengkak," jelas Hanna.
Di era disrupsi digital, para ibu kini dapat semakin mudah dalam memperoleh informasi terkait pemberian ASI.
Namun selain informasi, dukungan yang spesifik terkait kondisi dan situasi yang dialami ibu serta anak juga diperlukan.
Oleh karena itu, Fenucaps bersama kumpulan Dokter Laktasi di Indonesia memberikan layanan konsultasi terpadu untuk mendukung pemberian informasi tepat dan ampuh untuk setiap kondisi ibu menyusui termasuk meluncurkan Lecicaps, suplemen untuk ibu menyusui dengan kondisi ASI tidak lancar dan membantu melancarkan ASI tanpa ada efek ASI booster.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.