BKKBN Dorong Penurunan Angka Stunting Melalui Dashat, Dapur Sehat Atasi Stunting
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) luncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) demi percepat penurunan angka stunting.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) luncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) demi percepat penurunan angka stunting.
Salah satu penyebab stunting adalah karena faktor kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama.
Baca juga: Sambut Hari Keluarga Nasional 2023, BKKBN Targetkan 1,2 Juta Pasangan Usia Subur Dapat KB
Khususnya pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Program Dashat, memanfaatkan sumber daya lokal serta bantuan kontribusi dari mitra.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Perwakilan BKKBN Banten Yuda Ganda Putra ungkap jika program ini punya daya ungkit yang tinggi terhadap penuruan stunting.
Baca juga: Trik Wonosobo Turunkan Stunting Lebih Tinggi dari Angka Nasional, Edukasi Bidan hingga Dapur Sehat
"Dampaknya juga signifikan bagi keluarga berisiko stunting. Bantuan yang diberikan akan terus dipantau selama enam bulan. Tumbuh kembang bayi stunting terus dipantau oleh Tim Pendamping Keluarga," ungkap Yuda pada keterangannya, Selasa (20/6/2023).
*Program Dashat di Provinsi Banten untuk Turunkan Angka Stunting *
Prevalensi stunting di Provinsi Banten berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 di bawah angka nasional yakni 20 persen.
Prevalensi ini turun 4,5 dibanding tahun 2021.
Perlu upaya keras agar Banten bisa mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.
"BKKBN Banten terus berkolaborasi dengan mitra kerja untuk meningkatkan pengelolaan Dapur Sehat agar lebih bergeliat dan bergerak dalam percepatan penurunan stunting sebagai bukti bentuk kolaborasi pentahelix di setiap tingkatan wilayah," ujar Yuda.
BKKBN sendiri terus melakukan penguatan pengelolaan Dashat yang dikolaborasikan dengan pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).
Saat ini di Banten sudah terbentuk 110 tim Dashat di 667 Kampung KB.
Berdasarkan hal tersebut, BKKBN menggelar kegiatan penguatan pengelolaan Dashat di Kampung Keluarga Berkualitas (KB).
Kegiatan ini akan dilakukan di delapan Kabupaten dan Kota se Provinsi Banten.
Koordinator Pengendalian Dampak Kependudukan dan Keluarga di Tingkat Desa BKKBN RI, Alifah Nuranti, S.Psi, MPH program ini merupakan pemberian makanan bergizi kepada keluarga risiko stunting guna memenuhi gizi KRS.
Namun, program ini memerlukan dukungan dari lintas sektor.
Oleh karena itu, pentingnya melakukan koordinasi dengan berbagai lintas sektor.
“Segala bantuan harus dimonitor agar bantuan tersebut tepat sasaran kepada anak risiko stunting,” ungkap Alifah.
Pada kegiatan ini juga diserahkan 15 paket telur melalui program Dua Telur Peduli Stunting (Dulur Penting) yang dibagikan kepada keluarga berisiko stunting di wilayah Desa Cimanuk.
Kemudian peserta berkesempatan melihat demo masak untuk keluarga risiko stunting yang dilakukan oleh kader Dashat.