Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Ibu Rentan Sakiti Anak Ketika Postpartum Depression, Ini Langkah Pertama yang Harus Dilakukan 

Di tahap yang serius, ibu bisa berujung menyakiti diri sendiri hingga mengakhiri hidup. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Ibu Rentan Sakiti Anak Ketika Postpartum Depression, Ini Langkah Pertama yang Harus Dilakukan 
Freepik
Ilustrasi ibu menyusui 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Depresi postpartum adalah suatu gangguan mood yang terjadi setelah melahirkan.

Ibu merasa sedih, bersalah, putus asa, dan gejala depresi lainnya. 




Di tahap yang serius, ibu bisa berujung menyakiti diri sendiri hingga mengakhiri hidup. 

Pada beberapa kasus, ibu yang alami postpartum depression bisa berisiko menyakiti sang bayi. 

Psikolog klinis Nuran Abdat, M.Psi pun ungkap langkah pertama apa yang bisa dilakukan ketika ibu punya pikiran untuk menyakiti sang buat hati.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Baby Blues dengan Postpartum Depression

"Pertama, saat muncul pikiran menyakiti bayi karena efek postpartum depression, akan sangat bijak mengkomunikasikan dengan orang paling dekat," ungkapnya pada media briefing virtual yang dilaksanakan Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (3/8/2023).

BERITA TERKAIT

Jika tidak ada orang terdekat, letakkan bayi di kasur atau box bayi. 

Kedua, setelah itu ibu mundur dan cari posisi nyaman.

Ketiga, lakukan teknik relaksasi apa pun yang bisa dilakukan saat itu,

"Walau teknik relaksasi baru bisa dilakukan bersandar atau menarik nafas saja, tidak apa-apa," kata Nuran. 

Bisa pegang kepala atau dada dan berpikir ulang, keinginan apa yang baru muncul. 

Pikirkan sebentar apakah hal ini benar atau tidak. 

"Kenapa dilakukan teknik tadi setidaknya menenangkan diri sesaat, dan setelahnya meluruskan pemikiran tadi. Ini pemikiran wajar atau tidak wajar benar atau tidak," urainya. 

Mungkin bisa pula menenangkan diri dengan minum segelas air. 

Jika sudah cukup tenang, cobalah meminta bantuan lewat telepon.

Entah itu suami, orangtua, sahabat atau orang lain yang terpercaya. 

"Harapan besarnya (setelah itu) carilah pertolngan, ajak suami atau diskusi dengan suami kita. Mungkin tadi ke psikolog atau ke psikiater terdekat," tambahnya. 

"Yang penting pertolongan pertama dulu," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas