Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cegah Kematian Bayi Akibat Asfiksia, Guru Besar FKUI Hadirkan Inovasi Alat Bantu Napas

Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator memiliki keunggulan sebagai alat bantu napas yang portabel, sesuai untuk digunakan di area persalinan

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
zoom-in Cegah Kematian Bayi Akibat Asfiksia, Guru Besar FKUI Hadirkan Inovasi Alat Bantu Napas
Dokumentasi
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo bersama tim telah berhasil menghadirkan sebuah inovasi berharga dalam dunia kesehatan anak.

Inovasi tersebut berupa alat bantu napas untuk bayi yang bernama Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator. Produk inovasi ini diproduksi bekerja sama dengan mitra industri PT. Fyrom International.

Relaunching produk dilaksanakan pada 14 Agustus 2023, di Aula IMERI FKUI, Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta Pusat.

Baca juga: Lewat Big Data Center IMERI-IDEALAB, FKUI Perkuat Pusat Pengelolaan Data Kesehatan

Prof. Rinawati mengatakan, angka kematian bayi masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Angka kematian bayi di Indonesia menempati peringkat kelima tertinggi di Asia Tenggara. Prematuritas, yaitu kelahiran bayi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan asfiksia yaitu ketidakmampuan bernapas secara spontan saat lahir, merupakan penyebab utama kematian bayi. Lebih lanjut, asfiksia berkontribusi hingga 22 persen dari total angka kematian bayi baru lahir di Indonesia.

Namun menurut Prof. Rinawati, kondisi ini sebenarnya dapat dicegah.

Baca juga: Polisi Libatkan FKUI untuk Autopsi Jenazah Empat Korban Pembunuhan Wowon Cs di Cianjur

Untuk menangani permasalahan tersebut, perlu adanya alat bantu napas yang mampu mencampur oksigen dengan gas medis (medical air) dalam proporsi yang tepat, sehingga tidak saja menyelamatkan bayi, tetapi juga aman bagi retina bayi prematur dan membantu mencegah risiko kebutaan. Sayangnya, alat semacam itu sulit dijumpai di pasaran dan memiliki harga yang sangat mahal.

“Sejak tahun 2013, inspirasi untuk menciptakan alat bantu napas yang dapat digunakan baik di lingkungan rumah sakit maupun di luar rumah sakit telah menggerakkan saya. Bersama dengan tim tenaga ahli dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM), kami menggandeng mitra industri PT. Fyrom International untuk menghasilkan produk inovasi ini. Proses pengembangannya memakan waktu hampir dua tahun, termasuk uji coba dan pelatihan, sehingga alat ini kini dapat digunakan sebagaimana mestinya,” jelas Prof. Rinawati.

BERITA TERKAIT

Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator memiliki keunggulan sebagai alat bantu napas yang portabel, sesuai untuk digunakan di area persalinan, mudah dibawa, dan aman saat digunakan untuk membantu pernapasan bayi yang harus dirujuk ke rumah sakit. Alat ini didesain dengan penggunaan baterai yang mampu bertahan hingga enam jam penggunaan.

Tidak hanya itu, alat ini juga berperan sebagai kompresor, memungkinkan penggunaannya untuk mengatur proporsi pemberian oksigen dalam rentang 21-30 persen saat dicampur dengan oksigen murni. Dengan hadirnya alat bantu napas yang praktis dan aman ini, diharapkan dapat mengurangi angka kematian bayi akibat asfiksia atau ketidakmampuan bernapas secara spontan saat lahir.

Berkat inovasi yang dihadirkan, Prof Rinawati Rohsiswatmo, pada tahun 2021 meraih penghargaan ASN Inspiratif dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. Inovasi ini telah memberikan harapan baru bagi perawatan bayi prematur di Indonesia.

Alat bantu nafas Mix Safe Transport Infant Blending Resuscitator telah digunakan hampir di seluruh pelosok negeri dan menjadi alat yang penting untuk dimiliki oleh fasilitas kesehatan di tingkat primer.

Direktur Utama PT Fyrom International Group Machdian Muharam berharap, dengan terciptanya alat bantu napas ini akan memotivasi para peneliti di FKUI, untuk mewujudkan ide-ide penuh inovasi yang lain, dan menjadi partner dengan sektor industri secara berkesinambungan untuk menciptakan produk-produk penuh terbaik, hasil kerja keras anak bangsa, dan menjadi produk terdepan sebagai produk andalan dalam negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas