Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Megawati Rasakan Polusi Jakarta, Batuk dan Alergi Debu, Trik Mengatasinya Pakai Masker dan Jaga Imun

Setelah Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri kini bicara tentang polusi udara di Jakarta. Presiden ke 5 RI ini juga batuk hingga alergi debu.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Megawati Rasakan Polusi Jakarta, Batuk dan Alergi Debu, Trik Mengatasinya Pakai Masker dan Jaga Imun
kolase/dok Tribunnews.com
Setelah Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri kini bicara tentang polusi udara di Jakarta. Presiden ke 5 RI ini juga batuk hingga alergi debu. Kasus ISPA di Jakarta pun meningkt. Kembali memakai masker hingga menjaga imun jadi solusi. 

TRIBUNNEWS.COM - Polusi udara di Jakarta juga dirasakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Megawati mengaku sering batuk-batuk hingga kena alergi debu atas kondisi polusi di Jakarta.

Setelah Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri kini bicara tentang polusi udara di Jakarta. Presiden ke 5 RI ini juga batuk hingga alergi debu.

Tak hanya Megawati, keluhan batuk karena polusi udara , sebelumnya dikabarkan Presiden Jokowi mengalami batuk-batuk ringan hampir empat minggu terakhir.

Baca juga: Megawati Ngaku Batuk-batuk Sampai Kena Alergi Debu Gara-gara Polusi di Jakarta

Dokter mengatakan kemungkinan penyebabnya karena udara yang tidak sehat dan kualitas udara yang buruk di Jabodetabek khususnya DKI Jakarta.

“Coba di Jakarta itu, makanya saya sampai suka batuk - batuk, alergi debu lah, alergi polusi itu kan, aduh,” kata Megawati saat peresmian Patung Bung Karno di Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (23/8/2023).

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA meningkat.

Berita Rekomendasi

Dinkes mengklaim, hal itu dikarenakan adanya perubahan cuaca.

Tercatat setiap bulan ada 100 ribu lebih warga Jakarta mengalami ISPA.

Baca juga: Polusi Udara Jakarta, Ketua DPRD DKI: Cucu Saya Kena ISPA, Semalam Masuk RS

"Warga DKI yang terkena batuk, pilek, ISPA atau pneumonia setiap bulannya rata-rata 100 ribu kasus dr 11 juta penduduk," ujar Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ngabila memaparkan data laporan ISPA DKI Jakarta tahun 2023.

Rincianya Januari 102.609 kasus, Febuari 104.638 kasus, Maret 119.734 kasus, April 109.705 kasus, Mei 99.130 kasus, Juni 102.475 kasus.

Catatan data Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tak hanya orang dewasa, kasus batuk yang menandai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) akibat polusi udara Jakarta juga menyerang pada anak.

Gejala Khas Batuk karena Polusi, Biasanya Tak Disertai Demam

Ilustrasi
Ilustrasi (Sehatnews)

Gejala khas batuk karena polusi udara di Jakarta ini adalah tidak diiringi demam.

Adapun gejalanya berupa batuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, demam, bersin-bersin, maupun kelelahan.

Gejala ini sering muncul 3 hari setelah paparan dan bertahan antara 7-10 hari, namun pada beberapa orang bisa bertahan hingga tiga minggu.

"Polusi itu cukup tinggi ya, banyak batuk pilek. Tapi enggak demam, alergi karena polutan. Cukup banyak sekarang ini," ungkap Ketua Bidang 3 dr Bernie Endyani Medise. dr Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH,  pada awak media di Jakarta, Selasa (15/8/2023). 

Trik Tangkal Batuk, Pilek dan Gejala ISPA, Kembali Pakai Masker, Jaga Imunitas

Warga Indonesia memakai masker karena tingkat polusi yang tinggi saat berangkat kerja di pusat kota Jakarta pada 16 Agustus 2023. (Photo by BAY ISMOYO / AFP)
Warga Indonesia memakai masker karena tingkat polusi yang tinggi saat berangkat kerja di pusat kota Jakarta pada 16 Agustus 2023. (Photo by BAY ISMOYO / AFP) (AFP/BAY ISMOYO)

Cara paling efektif mengatasi polusi udara di Jakarta masuk ke tubuh adalah kembali menggunakan masker.

Penggunaan masker sangatlah dianjurkan. 

"Menggunakan masker mungkin bisa menjadi salah satu alternatif," kata dr Bernie menambahkan. 

Selain itu, anak-anak perlu menjaga imunitas agar tetap baik. 

Di antaranya dengan makan yang cukup, mendapatkan imunisasi, istirahat, dan imunisasi. 

"Stimulus juga terus dilakukan supaya berkembang juga, kasih sayang juga (jangan lupa) kadang terlewat," tutupnya. 

Saran serupa juga disampaikan spesialis anak dari Rumah Sakit Harapan Kita, dokter Eva J Soelaeman SpA (K).  

"Selalu jaga imun, itu yang terpenting. Tetap pakai masker," katanya kepada Tribunnews.com.

Dokter Eva mengingatkan bahaya polusi udara saat ini dampaknya melebihi menghirup asap rokok.

Ia menyarankan menjaga tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi demi melawan polutan yang masuk ke dalam tubuh.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) anjurkan masyarakat menggunakan masker yang benar.

Masker N95.
Masker N95. (http://news.mit.edu/)

"Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat,"kata Pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Nuryunita Nainggolan dalam pembacaan rilis, Jumat (18/8/2023).

Penggunan masker yang benar dan tepat adalah menutupi hidup dan mulut secara penuh.

Masyarakat disarankan memakai masker atau respirator dengan kemampuan menyaring partikel yang maksima.

Misalnya masker N95, KN95, dan sebagainya.

Namun jika tidak punya masker jenis di atas, maka boleh menggunakan masker bedah.

"Bila tidak tersedia dapat menggunakan masker bedah," kata dr Nuryunita lagi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika penggunaan masker atau respirator yang tidak benar dapat mengurangi perlindungan diri dari polusi udara.

"Penggunaan masker atau respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi memfiltrasi atau menyaring partikel," tutupnya.

ISPA Bisa Sembuh Sendiri Tanpa Perawatan Medis ke RS
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, mayoritas penyakit infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA dapat sembuh sendiri.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menerangkan, ISPA biasanya menyerang hidung dan tenggorokan dan tidak memerlukan perawatan medis.

Namun ada beberapa orang dapat mengalami komplikasi dan memerlukan perawatan medis

"Jadi enggak sampai dirawat di rumah sakit, biaa sembuh sendiri," kata Nadia dalam pesan singkatnya, Rabu (16/8/2023).

Cara Pengobatan ISPA di Rumah 

Ilutrasi batuk pilek.
Ilutrasi batuk pilek. (Shutterstock)

Melansir dari laman Kemenkes, pengobatan ISPA bisa dilakukan di rumah.

Pertama, lakukan kompres hangat pada daerah wajah agar pernafasan lebih nyaman dan mengurangi kongesti.

Beberapa dokter biasanya memberikan dekongestan hidung yang dapat membantu mengurangi gejala hidung tersumbat atau kombinasi dengan antihistamin untuk membantu meredakan gejala.

Kedua, salah satu cara aman untuk mengurangi gejala adalah dengan menghirup uap dan berkumur air garam. Irigasi dengan salin dapat meningkatkan kemampuan mukosa nasal melawan agen infeksius.

Ketiga, perbanyak minum untuk menggantikan kehilangan cairan bila tidak ada kontra indikasi.

Keempat, Analgesik dapat diberikan untuk membantu mengurangi demam dan nyeri.

(Tribunnews.com/Danang Triatmojo/Rina Ayu/Aisyah/Anita K Wardhani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas