Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Teknologi Terbaru Penanganan Fistula Ani, Bikin Penyembuhan Makin Cepat

Fistula ani lebih sering terjadi pada laki-laki, yang diduga berkaitan dengan faktor hormon androgen dan lebih kuatnya tonus otot sfingter ani.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Teknologi Terbaru Penanganan Fistula Ani, Bikin Penyembuhan Makin Cepat
Ist
Penanganan menggunakan alat Fistula Ani Laser Closure (FiLAC) berupa Laser dan fibernya yang lentur yang mampu mencari rongga-rongga fistula Ani yang sulit memberikan harapan baru bagi penyitas Fistula Ani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data epidemiologi, insiden fistula ani di dunia mencapai 8,6 kasus per 100.000 populasi.

Untuk diketahui fistula ani merupakan istilah medis untuk kondisi terbentuknya terowongan di bawah kulit yang menghubungkan antara kulit dan anus.

Kondisi ini muncul karena ada infeksi yang berkembang menjadi abses atau benjolan berisi nanah. Benjolan muncul di area kulit sekitar anus.

Jika dibiarkan, abses bisa terus berkembang dan memicu kondisi yang parah. 

Fistula ani lebih sering terjadi pada laki-laki, yang diduga berkaitan dengan faktor hormon androgen dan lebih kuatnya tonus otot sfingter ani.

Baca juga: Hemorrhoid, Penyakit Wasir yang Kerap Dipandang Aib: Lakukan Deteksi Sejak Dini

Prevalensi fistula ani yang berkembang dari abses perianal pada seluruh populasi di dunia berkisar antara 26–38 persen.

Berita Rekomendasi

Kasus ini lebih sering terjadi pada laki-laki, yaitu 12,3 kasus per 100.000 populasi bila dibandingkan dengan 5,6 kasus per 100.000 populasi pada perempuan.

dr. Tony Sukentro, Sp.B dari RS EMC Pulomas, Jakarta Timur mengatakan, fistula ani adalah terbentuknya saluran abnormal di antara ujung usus besar dan kulit pada area anus atau dubur.

"Abses di dekat anus dapat terus berkembang bila tidak diatasi dan lama-kelamaan, nanah dalam abses tersebut akan berusaha mencari jalan keluar dari tubuh dan membentuk saluran di bawah kulit sampai ke anus," kata Tony Sukentro saat diskusi kesehatan kepada awak media di Jakarta akhir pekan lalu.

Untuk penanganan medis, dokter akan memeriksa tanda iritasi pada anus dan area sekitarnya dan melihat apakah ada lubang kecil di dekat bukaan anus yang mengeluarkan nanah ketika ditekan.

"Selain itu dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk memastikan adanya fistula ani," katanya.


Untuk penanganan, saat ini telah tersedia teknologi baru dari Jerman Fistula Ani Laser Closure (FiLAC) berupa Laser dan fibernya yang lentur yang mampu mencari rongga-rongga fistula Ani yang sulit.

"Penggunaan alat ini membuat luka yang dibuatnya kecil sehingga penyembuhannya lebih cepat dibanding yang disobek sehingga perawatan lebih mudah tidak mengerikan dan recovery lebih cepat dibandingkan yang konvensional sehingga dapat mengurangi kerusakan jaringan sehat di fistula, serta meminimalkan rasa sakit dan waktu pemulihan dan menghindari pemotongan kulit tambahan sehingga waktu sembuh pasien menjadi lebih cepat," katanya.

Namun seperti halnya setiap prosedur medis, FiLAC juga memiliki potensi resiko dan efek samping dan hasilnya dapat bervariasi.

Direktur RS EMC Pulomas, Jakarta dr. Julia Sutandar mengatakan, pentingnya berkonsultasi dengan dokter ahli bedah yang berpengalaman.

"Tujuannya untuk menilai opsi pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas