Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Akupuntur Bisa Atasi Obesitas, Adakah Efek Sampingnya?

Penanganan komprehensif obesitas tanpa operasi juga bisa dilakukan dengan cara akupuntur. Adakah efek sampingnya.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Akupuntur Bisa Atasi Obesitas, Adakah Efek Sampingnya?
Shutterstock
Ilustrasi akupuntur. 

Ia menuturkan, pada setiap tindakan memiliki efek samping.

Seperti akupuntur, seseorang yang menjalani terkadang mengalami biru atau lebam pada area yang ditusuk jarum.

"Tapi itu akan hilang sendiri dan bukan menjadi hal yang serius bahkan ditakuti," ungkap dr Srikandi.




Karena itu, semua orang dengan obesitas bisa mengikuti terapi ini tanpa terkecuali.

"Tatalaksana serta modalitas akupunktur tersebut ditentukan oleh dokter spesialis akupunktur medik sesuai dengan kondisi klinis pasien masing-masing," ujarnya.

Sementara pada anak, obesitas juga harus ditangani secara komprehensif. 

Spesialis Anak dan Konselor Laktasi Bamed Obesitas dr. Wahyu Kusuma Wardhani SpA, M. Kes, mengatakan, obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang baik secara fisik maupun psikologis, seperti penyakit jantung, gangguan pada sistem pernafasan, Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS), masalah musculoskeletal, hingga diabetes melitus.

BERITA TERKAIT

Ikatan Dokter Anak Indonesia melaporkan pada tahun 2022 terjadi kenaikan kasus DM pada anak sebanyak 70 kali lebih banyak dari pada tahun-tahun sebelumnya. 

Masalah lain yang harus diwaspadai oleh para orang tua adalah dampak psikologis yang juga saat ini banyak dialami anak dengan obesitas

Kasus bully dan pelecehan dilaporkan lebih banyak dialami anak yang mengalami obesitas.

Banyak faktor yang berperan dalam meningkatnya prevalensi kasus obesitas pada anak, meliputi pola asuh, kurangnya aktivitas tubuh, hingga konsumsi gula yang berlebihan.

 Penting sekali untuk membatasi konsumsi gula tambahan pada anak dan memilih sumber energi yang lebih sehat seperti buah-buahan segar. 

Konsumsi gula yang disarankan pada anak adalah <5 persen dari total kalori harian pada anak kelompok usia kurang dari tahun 2 tahun, p sedangkan pada kelompok usia 2 hingga 18 tahun konsumsi gula sebanyak 10% dari total kalori harian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas