Kapan Paparan Langsung Sinar Matahari Perlu Dihindari?
Sinar matahari mengandung ultraviolet yang dalam kadar tinggi sangat berbahaya bagi kesehatan. Maka harus dihindari.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akhir-akhir ini, udara di sejumlah daerah Indonesia terasa sangat panas.
Paparan sinar matahari yang kurang sebenarnya akan memengaruhi mood kita dan juga meningkatkan ancaman kekurangan vitamin D.
Namun jika menerima paparan sinar matahari yang berlebihan, juga akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Menurut Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita dr Mirawati Setyorini, Sp. KK (K) FINSDV.FAADV ada jam-jam berbahaya paparan sinar ultraviolet yang perlu dihindari.
"Selama matahari masih terbit, itu pasti ada sinar ultraviolet, dari pagi sampai magrib itu selalu ada. Tapi kadar ultraviolet berbeda," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Senin (2/10/2023).
Menurutnya, indeks ultraviolet yang harus dihindari berada di angka 7, 8 dan 9.
Indeks ultraviolet di angka tersebut, di Indonesia biasanya berada di kisaran jam 10 pagi hingga jam 2 siang.
Baca juga: Efek Radiasi Ultraviolet pada Kondisi Kulit, Picu Kerusakan Skin Barrier hingga Kanker Kulit
"Ultraviolet indeks ya tinggi di atas 7,8,9 itu berbahaya. Itu di Indonesia kisaran jam 10 pagi sampai jam 2 siang," kata dr Mirawati.
Saat ini, setiap orang bisa mengetahui indeks ultraviolet lewat aplikasi.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk sering memantau kualitas indeks ultraviolet, sehingga jika indeks ultraviolet sedang tinggi, maka sebaiknya hindari aktivitas di luar rumah.
Tapi kalau memang harus melakukan aktivitas di luar rumah, gunakan pelindung dengan baik.
Seperti mengenakan tabir surya, topi, dan pakaian tertutup.
"Kalau sore, ada ultraviolet tapi masih aman. Tapi jangan lupa tidak semuanya buruk, ada sisi baiknya. Jangan takut kena sinar matahari nanti jadi gak mau keluar sama sekali," tutupnya.