Konferensi Pertama AGI Bahas Pemanfaatan Genomik untuk Pengobatan dan Pencegahan Penyakit
Perkembangan teknologi genomik yang semakin tinggi di Indonesia membuat kita bisa mengetahui upaya preventif dalam penanganan penyakit.
Editor: Choirul Arifin
Dia menyebutkan, teknologi genomik ini masih mahal dan belum banyak masyarakat yang bisa mengaksesnya. "Beberapa rumah sakit sudah menjual layanan ini ke pasien. Namun pemerintah sudah memasukkan ini sebagai program pemerintah seperti skrining TBC, HPV," lanjutnya.
Namun dia mengingatkan, sejauh ini pemgggunaan teknologi genomik untuk sektor kesehatan masih belum bisa dicover oleh BPJS Kesehatan.
Baca juga: Kantongi Ratusan Juta Data Genomik, Menkes: Indonesia Potensi Perluas Riset Infrastruktur Kesehatan
Inisiator AGI lainnya, dr Andrian Lembong mengatakan, Pemerintah bisa memanfaatkan biodiversity di Indonesia untuk kemanfaatan bagi masyarakat baik untuk sektor kesehatan maupun pertanian.
"Karenanya, perlu regulasi yang holistik tidak hanya aspek kesehatan tapi juga kesehatan, informatika sampai hak asasi manusia. Kami di AGI meyakini perlu menjembatani antara visi dan policy pemerintah," ujarnya.
Dr dr Ivan menambahan, konferensi pertama ini diselenggarakan untuk mempromosikan AGI dalam komunitas genom, sekaligus untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan menjajaki peluang yang ditimbulkan oleh genetika berkelanjutan di Indonesia.
"Bidang genetika telah merevolusi cara kita memahami kesehatan manusia dan produksi pangan. Dengan kemajuan teknologi dan alat genetika, kami telah mampu mengidentifikasi penanda genetik yang berkontribusi terhadap risiko penyakit dan memahami faktor genetik yang memengaruhi kualitas dan keamanan pangan."
"Namun, kemajuan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan praktik genetika dan dampaknya terhadap lingkungan," katanya.
Baca juga: Pentingnya Pemeriksaan Genomik pada Kanker Payudara
Dia menambahkan, Indonesia memiliki keanekaragaman genetik, genetika berkelanjutan semakin menjadi topik yang menarik. Genetika berkelanjutan, yang mengacu pada penerapan teknologi dan praktik genetika yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan, memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan manusia dan ketahanan pangan di Indonesia.
"Namun, genetika berkelanjutan juga memiliki tantangan tersendiri, seperti memastikan akses yang adil terhadap teknologi genetika dan mengatasi potensi risiko lingkungan yang terkait dengan modifikasi genetika," ungkapnya.
AGI berharap, penyelenggaraan konferensi ini dapat mendorong kolaborasi interdisipliner, menumbuhkan ide-ide penelitian baru, dan memfasilitasi pertukaran pengetahuan di antara para peneliti, pembuat kebijakan, dan perwakilan industri.
Selain itu, juga akan menyediakan platform untuk diseminasi temuan penelitian baru dan identifikasi kesenjangan penelitian dan arah masa depan sekaligus memajukan genetika berkelanjutan untuk kesehatan dan pangan di Indonesia demi kepentingan negara dan dunia.
Sebagian artikel ini dikutip dari Warta Kota
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia